Jakarta, CNN Indonesia -- Semasa hidup, ternyata David Bowie pernah menulis surat wasiat. Ditandatangani pada 2004, tak lama setelah sang musisi rock legendaris terkena serangan jantung di Eropa yang memaksanya membatalkan enam jadwal konser.
Lebih dari satu dekade berlalu, surat wasiat itu dibuka dan diumumkan oleh eksekutor atau pengawas surat wasiat William Zysblat, serta pengacara asal London, Paddy Grafton Green. Keduanya tak lain kawan baik Bowie.
Laman New York Times, baru-baru ini mengabarkan, tidak ada nama Bowie tertulis dalam surat wasiat setebal 20 halaman itu, melainkan nama aslinya, David Robert Jones. Maka nama dokumennya:
Last Will and Testament of David R. Jones.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
David Bowie meninggal dunia pada 10 Januari 2016, setelah 18 bulan berjuang melawan kanker. Ironisnya, pria nyentrik ini mengembuskan napas terakhir dua hari setelah merayakan ulang tahun ke-69 dan merilis album musik
Blackstar.Bowie disebut-sebut sebagai salah satu bintang rock terkaya di dunia yang berhasil menjual 140 juta album musik sepanjang hidupnya. Beberapa lagu
hits-nya, antara lain
Space Oddity, Major Tom, Young Americans, Fame.
Sesuai isi surat wasiat yang diumumkan Manhattan Surrogate Court, pada Jumat (29/1), mantan istri Bowie, Iman Abdulmajid Jones, mendapatkan separuh warisan senilai US$100. Sisanya, 50 persen, dibagikan kepada kedua anak Bowie.
Alexandria Zahra Jones, putri Bowie dengan istri ke-dua, Iman, juga Duncan Jones, putra Bowie dengan istri pertama, Mary Angela Barnett, masing-masing kebagian 25 persen warisan. Sebagian besar warisan berupa properti.
Rumah warisan Bowie tersebar di Little Tonshi Mountain dekat Woodstock di Catskills. Ada juga apartemen di SoHo di Lafayette Street plus properti lain di berbagai penjuru dunia. Itu belum termasuk royalti dan obligasi.
Mantan asisten pribadi yang disebut-sebut kekasih Bowie, Corinne “Coco” Schwab, juga kebagian US$2 juta. Begitu pula Marion Skene, perempuan asal Swiss yang pernah menjadi pengasuh Duncan, kecipratan US$ 1 juta.
Dalam surat wasiatnya, Bowie ingin menjadikan Bali sebagai tempat peristirahatan terakhir, di mana jasadnya dikremasi dan abunya ditebar dalam ritual Buddha. Tapi tak memungkinkan, ia dikremasi di New Jersey pada 12 Januari lalu.
Bowie memang sangat mencintai Bali. Vilanya di Kepulauan Karibia terinspirasi arsitektur Bali dan Jawa. Sayang, vila ini kadung dijual, beberapa tahun lalu. Padahal Bowie sempat menyatakan kecintaannya pada vila ini.
“Saya ingin sesuatu [yang berbeda] sebisa mungkin tak seperti Karibia, karena ini adalah pulau fantasi, Mustique,” kata Bowie, yang sudah menjelajah Bali sejak 1980-an, dalam wawancara dengan Architectural Digest, pada 1992.
(vga/vga)