Perjalanan Terindah Kirk Hammett 'Metallica' dan David Bowie

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 14:29 WIB
Pada suatu malam di Kansas, keduanya bertemu secara tak sengaja di konser. Bowie lalu memberi Hammett dan Trujillo tumpangan sampai ke hotel.
Metallica pun penggemar David Bowie. (Frazer Harrison/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika ditanya perjalanan mana yang paling berkesan dalam hidup Kirk Hammett, gitaris Metallica, mungkin suatu malam di Kansas adalah jawabannya. Malam itu, sekitar 2003 atau 2004, merupakan bagian dari tur dunia Madly in Anger

Ia tinggal satu hotel dengan beberapa musisi yang sama-sama bermain musik di area itu. Suatu pagi ia bertemu Velvet Revolver dan Joe Satriani. "Saya berpikir David Bowie mungkin di hotel yang sama karena kenapa tidak, semua orang ikut bermain di kota ini," tulis Hammett dalam blog-nya, Sabtu (23/1).

Hammett sendiri merupakan penggemar Bowie, yang meninggal karena kanker 10 Januari lalu. Hammett tumbuh besar dengan lagu-lagunya. Tak satu pun ia lewatkan, yang dengan demikian jadi membawa pengaruh sangat besar baginya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat pertama mendengar Fame di radio, rasanya seperti tidak ada yang lain di luar sana," ia mengungkapkan. Ia langsung memburu album-album Bowie setelah itu. Salah satu yang langsung didengarnya: Changesonebowie.

Hammett juga menonton akting Bowie dalam The Man Who Fell to Earth. Sejak itu ia menjadi penggemar film-film fiksi ilmiah. Gambaran Bowie dalam film itu terus "menghantuinya." Suatu saat, Hammett ingin bertemu dengannya.

Konser di Kansas bisa jadi merupakan kesempatan pertamanya. Tapi setelah meninggalkan Velvet Revolver dan Joe Satriani, ia tak berani menengok ke belakang lagi. Seperti ada sesuatu, mungkin Bowie ada di sana. Namun Hammett enggan menatap.

Tapi pada hari libur keesokan harinya, Hammett tak ingin melewatkan penampilan sang idola yang kebetulan kedapatan jadwal manggung. Bersama Rob Trujillo "Metallica," ia makan malam di restoran dekat tempat konser, lalu bertaksi.

Berkat Ian Jeffrey, sang manajer tur, Hammett dan Trujillo berhasil masuk dan menonton Bowie. "Sangat keren. Dia punya gitar Earl Slick yang saya sangat suka, dia memainkan semua lagu yang saya harap dia untuk mainkan," Hammett mengenang masa-masa itu.

Menonton saja sudah menjadi kebahagiaan baginya dan Trujillo. Ia sama sekali tak berekspektasi bertemu Bowie. Sebagai sesama musisi, ia tahu dan maklum jika Bowie ingin privasi setelah tampil di atas panggung.

Namun saat Hammett dan Trujillo hendak pergi, Jeffrey melarang. "David ingin menyapa," katanya. Sekitar 15 menit kemudian—biasanya bahkan Metallica butuh setidaknya 45 menit untuk bersantai di belakang panggung—Bowie keluar mengenakan kaus yang berkeringat.

"Hai, apa kabar Kirk? Hai, Rob," demikian ia menyapa, seperti ditirukan Hammett sendiri.

Ia tak bisa percaya hal itu. Sebagaimana penggemar, segala puja-puji langsung terlontar dari mulutnya. Bahwa dirinya menjadikannya idola dan inspirasi, terlepas tanpa sadar saat mengobrol dengan Bowie.

Hammett juga masih ingat Bowie berkata sudah lama tahu soal Metallica dan menyukai musik mereka. Ia meminta mereka terus bermusik.

Sekitar 45 menit Hammett, Trujillo, Bowie, dan beberapa kru yang sebagian saling mengenal, bercengkerama. Tak lama kemudian Hammett pamit, meminta asisten turnya, Tom Robb mencarikan taksi untuk kembali ke hotel.

Saya ke lounge dan melihat David dengan cengiran lebar di wajahnya berkata, 'Duduk, duduk.'Kirk Hammett "Metallica"
Namun itu ternyata mustahil. "Bagaimana saya bisa dapat taksi dengan sekitar 8.000 orang berusaha keluar dari halaman parkir di waktu yang bersamaan? Saya melihat Rob dan berkata, 'Bung kita sangat kacau,'" Hammett bercerita.

Ia hanya mampu menunduk menatap jalanan, kecewa pada dirinya sendiri sekaligus merasa bodoh. Sampai-sampai, Hammett tak melihat ada bus keluar dari gerbang dan berhenti tepat di hadapannya. Ketika pintunya terbuka, ia melihat manajer tur Bowie menyapa mereka.

"Apakah Anda tinggal di hotel yang sama dengan kami? Sepertinya Anda butuh tumpangan. David ingin saya bertanya apakah Anda mau ikut kami?" demikian sang manajer bertanya.

Hammett langsung merasa seperti kerbau dicocok hidungnya. Dalam sekejap ia mengatakan, "Tentu saja!" Saat akhirnya dipersilakan naik, di setiap langkah ia merasa seperti pria-pria di Wayne's World.

"Saya ke lounge dan melihat David dengan cengiran lebar di wajahnya berkata, 'Duduk, duduk.'" Saat Hammett dan Trujillo menurut, sekali lagi naluri penggemar menguasainya. Ia memuja-muja Bowie, berbincang soal musik dan kecintaannya pada The Dandy Warhols.

Sepanjang jalan yang tidak terlalu jauh itu, sesuai ingatan Hammett, Bowie banyak tertawa. Ia sendiri sangat terkejut melihat betapa sang idola rendah hati dan penuh rasa humor.

"Dari semua foto yang dipublikasikan, Anda akan berpikir dia seperti penuh kuasa tapi bertemu dengannya langsung adalah kebalikannya," Hammett berkomentar. Ia sangat menikmati malam yang begitu indah itu.

Saat akhirnya bus memasuki halaman parkir hotel tempat mereka menginap, Hammett merasa sedih. "Karena perjalanan tumpangan bus paling luar biasa dalam hidup saya itu akan berakhir," tulisnya. Mereka pun berpisah.

Hammett hampir tak pernah menyampaikan kisah yang nyaris tak bisa dipercaya itu. Namun setelah Bowie sendiri tiada, dan seluruh dunia masih mengenangnya, ia ingin berbagi kenangannya sendiri tentang sang idola. (rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER