Jakarta, CNN Indonesia -- Nadya Tolokonnikova, salah satu personel dari band Pussy Riot, menyatakan kalau Donald Trump ialah badut yang berbahaya.
Tolokonnikova mengatakan hal tersebut setelah tersiar berita yang mengatakan kalau Trump ingin berhubungan lebih dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, jika ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
"Trump cukup lumayan jika ingin menjadi komedian, tapi ia tidak bisa menjadi presiden," kata Tolokonnikova, seperti yang dikutip dari Rolling Stones pada Rabu (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihat kesamaan antara Trump dan Putin, karena mereka suka melakukan provokasi," lanjutnya.
Tolokonnikova bahkan meramalkan kalau akan terjadi bencana jika Trump terpilih sebagai Presiden AS.
"Saya tidak ingin ada lagi badut yang berbahaya memimpin sebuah negara," ujar Tolokonnikova.
"Semoga saya bisa ikut serta dalam mencegahnya," lanjutnya.
Pussy Riot adalah band punk asal Rusia yang populer pada Februari 2012.
Ketika itu mereka melakukan aksi protes menentang Putin di Gereja Moskow.
Atas kejadian tersebut, tiga personel Pussy Riot, Tolokonnikova, Maria Alyokhina dan Yekaterina Samutsevich, akhirnya dipenjara.
Samutsevich dibebaskan dua bulan kemudian, sementara Tolokonnikova dan Alyokhina masih harus mendekam di penjara selama lebih dari satu tahun.
(ard)