Jakarta, CNN Indonesia -- Penampilan panggung Madonna memang hampir selalu menghebohkan. Sampai-sampai, uskup Katolik Roma di Filipina meminta kaumnya yang beriman untuk menjauh dari sang pelantun
Vogue.Madonna menggelar konser selama dua malam di Manila. Itu merupakan bagian dari tur untuk mempromosikan album ke-13 miliknya,
Rebel Heart. Ia dijadwalkan manggung Rabu dan Kamis pekan ini.
Harga tiket konser itu 57.750 peso atau Rp16 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun mengutip Reuters, uskup menyebut musik penyanyi 57 tahun itu tak senonoh. Gayanya berbusana pun disebut terlalu vulgar. Apalagi Madonna tampil di gedung yang sama seperti Paus Fransiskus menemui keluarga Filipina setahun lalu.
"Kenapa panggung favorit orang Katolik Filipina digunakan untuk menghina Tuhan dan Bunda Suci?" ujar uskup besar dari Lipa City, Ramon Arguelles.
Ia melanjutkan dalam pernyataan yang diunggah ke situs khusus Uskup Katolik, "Masyarakat Filipina dan orang-orang pencinta Tuhan harus menghindari dosa dan kesempatan-kesempatan berdosa."
Madonna sudah sampai di Manila sejak Senin (22/2). Ia langsung mengunjungi salah satu panti asuhan tertua yang dikelola Katolik, dekat istana kepresidenan di Manila. Namun hingga saat ini, panitia konser belum mau diwawancara Reuters.
Gereja Katolik Roma punya pengaruh kuat terhadap penduduk Filipina yang jumlah lebih dari 100 juta orang. Gereja menolak undang-undang hukuman mati, perceraian, dan pernikahan sesama jenis.
Madonna disebut uskup sebagai "serangan halus dari orang jahat." Ia bukan satu-satunya yang pernah ditolak oleh keuskupan di Filipina. Pada 2012, Arguelles juga menentang konser Lady Gaga di Manila. Sang Mother Monster disebut pemuja setan.
Madonna datang ke Asia Tenggara bukan hanya untuk Filipina. Ia juga dijadwalkan tampil di Singapura. Namun orotitas Katolik di Negeri Singa juga menyampaikan keprihatinannya atas Madonna.
"Kewajiban moral kita untuk tidak mendukung mereka yang merendahkan dan menghina agama, termasuk anti-Kristen dan nilai-nilai amoral dipromosikan melalui dunia sekuler," kata Uskup Agung William Goh dari Singapura di situs web.
(rsa)