David Foster Jawab 'Surat Lamaran' Kolaborasi Lea Simanjuntak

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Selasa, 01 Mar 2016 17:04 WIB
"Surat lamaran" itu berisi ajakan Lea untuk berkolaborasi dengan Foster di panggung festival musik Java Jazz 2016. Akhirnya surat itu mendapat jawaban.
Lea Simanjuntak, penyanyi wanita Indonesia yang akan berkolaborasi dengan David Foster di Java Jazz 2016, saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (1/3). (CNN Indonesia/Ardita Mustafa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa tahun belakangan ini, tidak banyak berita yang beredar mengenai Lea Simanjuntak, penyanyi wanita berbakat yang merupakan adik kandung dari selebriti Sophie Navita, yang menikah dengan musisi Pongki Barata.

Namun, menjelang perhelatan festival musik Java Jazz 2016 yang akan berlangsung pada 4, 5 dan 6 Maret mendatang, Lea kembali ramai diberitakan, karena akan berkolaborasi dengan musisi legendaris, David Foster.

Sebelum dengan Lea, Foster juga telah berkolaborasi dengan musisi Indonesia, beberapa di antaranya ialah Agnes Monica dan Angel Pieters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (1/3), wanita berusia 36 tahun ini menceritakan, karya kolaborasinya akan ditampilkan di panggung David Foster and Friends Java Jazz 2016 pada Jumat (4/3) dan Sabtu (5/3).

Lea tentu saja merasa sangat bangga bisa berkolaborasi dengan pencipta lagu Love Theme From St. Elmo's Fire itu, karena untuk bisa berkolaborasi, butuh perjuangan yang lumayan berat.

Jika biasanya Lea dipilih oleh calon kolaboratornya, kini Lea harus berusaha untuk dipilih.

"Sekitar akhir tahun saya dengar dia akan tampil di Java Jazz. Tentu saja saya ingin sekali berkolaborasi. Lalu saya kirim 'surat lamaran' berikut contoh suara. Agak deg-degan juga sih setelah mengirim," kata Lea kepada CNN Indonesia.

"Surat lamaran" itu tidak langsung dibalas. Lea sempat berpikir, Foster sudah memiliki calon kolaborator lain, yang mungkin lebih populer dibanding dirinya. Atau yang satu label rekaman dengannya.

Tapi, dua bulan kemudian, doa Lea terjawab. Foster dan manajemennya sepakat untuk berduet dengan wanita berdarah Batak ini.

"Mereka menjawab ajakan kolaborasi saya dengan sangat positif! Selain album baru, kolaborasi dengan David Foster seakan menjadi kado terindah saya awal tahun ini," ujar Lea.

Nama besar Foster bukan menjadi satu-satunya alasan Lea untuk berkolaborasi. Sejak remaja hingga berkeluarga sekarang, Lea sangat menggemari karya-karya pria yang telah berusia 66 tahun itu. Terutama lagu-lagu duet Foster dengan mendiang Natalie Cole.

Menjelang penampilannya di Java Jazz 2016, Lea baru akan melakukan latihan di studio musik dengan Foster pada Kamis (3/3), meski selama ini kedua tim manajemen mereka telah berkomunikasi mengenai materi lagu melalui surat elektronik.

Sehabis mengirim "surat lamaran," kini Lea kembali deg-degan karena akan bertemu langsung dengan Foster.

Tentu saja, ia akan mengerahkan seluruh kemampuannya agar rekan kolaboratornya itu tidak kecewa.

"Kalau urusan vokal atau aransemen sepertinya masih bisa diolah ya. Saya lebih menyiapkan mental saja, supaya tidak terlalu minder atau malah terlalu percaya diri," kata Lea.

Sayangnya, kolaborasi Lea dan Foster hanya tertuang dalam dua lagu "rahasia".

Meski demikian, Lea berjanji akan memberikan penampilan terbaiknya, seperti yang selama ini memang telah dibuktikan dalam banyak panggung musik.

"Saya hanya diberi kesempatan bernyanyi dua lagu, itu pun dinyanyikan secara medley. Tapi kalau mau melihat penampilan panjang saya di Java Jazz, bisa mengunjungi panggung Jakarta Broadway Singer," ujar Lea sambil tersenyum manis.

Tahun ini merupakan tahun ke-delapan Lea tampil di Java Jazz. Ia memang sering tampil sejak 2007. Java Jazz sendiri sudah digelar perdana sejak 2005.

Baginya, Java Jazz tetap merupakan festival musik penting, meski belakangan ini banyak yang menganggap festival itu tidak lagi murni jazz.

"Menurut saya, kalau festivalnya murni jazz mungkin malah sedikit yang datang, karena selama ini jazz dianggap musik yang rumit. Penampilan musisi yang bukan jazz siapa tahu bisa menjadi faktor pengundang para penikmat jazz baru. Agar lebih digemari, panitianya memang harus konsisten lebih banyak musisi jazz ternama yang beragam sih," kata Lea.

"Jazz kan tidak hanya besar di Amerika. Di Asia, seperti Jepang atau Korea, banyak sekali lho musisi jazz yang bagus dan unik untuk bisa ditampilkan di Java Jazz ke depannya," lanjutnya.

Festival musik Java Jazz 2016 akan digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Tahun ini, panitia JJF mengusung tema Exploring Indonesia dengan unsur Toraja.

Toraja adalah suku yang bermukim di kawasan pegunungan di utara Sulawesi Selatan. Suku ini dikenal memiliki kekhasan, terutama ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya nan megah.

Sama seperti tahun lalu, pertunjukan musik bakal digelar di 11 panggung berbeda. Setiap panggung setidaknya akan menampilkan tiga pertunjukan musik dari beberapa artis lokal dan dunia.

Selain Foster, akan tampil juga musisi internasional lain, beberapa di antaranya Robin Thicke, Tokyo Ska Paradise, Rick Braun, Ron King Big Brand, Hiatus Kaiyote dan Chris Botti.

Java Jazz 2016 mematok harga tiket masuk sekitar Rp500 ribu hingga Rp1 juta, tergantung kelasnya. Harga tiket akan dikenakan berbeda untuk Special Show, seperti pertunjukan Foster dan Thicke.

[Gambas:Youtube] (ard/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER