Jakarta, CNN Indonesia -- Nama pengusaha Peter F. Gontha kadung lekat dengan Java Jazz Festival, perhelatan musik tahunan di Jakarta yang digelar setiap awal musim semi, biasanya pada awal Maret.
Namun jauh sebelum itu, sebetulnya Peter telah lama berkiprah sebagai penggagas acara jazz, termasuk membangun Jamz, kelab jazz di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, pada 1990-an.
Semasa jaya, kelab ini sangat digemari para penggemar jazz, sampai-sampai dibangun cabang di Bandung dan Surabaya. Sementara pusatnya yang berada di Jakarta berpindah ke kawasan Semanggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran Jamz, sebagaimana dituliskan Deded Er Moerad dalam buku
Jazz Indonesia, sanggup “menyulut semangat musisi jazz.” Tak hanya musisi jazz lokal, juga musisi jazz mancanegara.
Beberapa musisi jazz legendaris pernah manggung di kelab ini, dari Bob James, Chick Corea sampai Keith Jarrett. Kehadiran mereka tentu saja membuat penikmat jazz bersuka cita.
Saat ditemui di rumahnya di kawasan Permata Hijau, pada 2014, bertepatan dengan ulang tahun ke-10 Java Jazz Festival, Peter mengakui Jamz sebagai salah satu kontribusinya untuk musik.
“Banyak sekali musisi baru lahir dari sini, seperti Ello, Maliq and the Essentials, Mike Mohede,” kata Peter, dikutip Zoomx. Kini, ketiganya mengukir prestasi tersendiri di ranah musik.
Namun ruang kelab terlalu kecil untuk menampung antusiasme penikmat jazz yang begitu besar. Lalu, Peter dan sederet musisi jazz menjajal ruang yang lebih besar: festival musik JakJazz.
Memasuki era 2000-an, pamor Jamz meredup, begitu juga JakJazz. Jamz sempat berpindah lokasi lagi di kawasan Sudirman. Namun sejak lima tahun lalu kelab ini pun tak beroperasi lagi.
Sungguh disayangkan, memang. Namun di sisi lain, Java Jazz Festival makin menggeliat dan menjadi surga baru penikmat jazz. Musisi yang tampil makin banyak, penontonnya pun makin bejibun.
Dari semula digelar di Jakarta Covention Center, arenanya pun dipindah ke JIExpo Kemayoran yang lebih besar. Tahun ini, Java Jazz Festival antara lain dimeriahkan oleh Robin Thicke.
Diakui Peter, sebagaimana dikutip Zoomx, "Para pencipta musik sebenarnya orang-orang spiritual yang memberikan kepada kita suatu kebahagiaan, suatu nilai tambah hidup yang semarak."
(vga/vga)