'Perayaan RSD Jangan Dijadikan Kesempatan Berbisnis'

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Apr 2016 13:30 WIB
Iman "Raksasa" menegaskan bahwa perayaan Record Store Day bukanlah tempat berbisnis, baik bagi musisi atau label rekaman.
Kaset yang dijual di Toko Harapan Musik, Solo, Jawa Tengah. (CNN Indonesia/Ardita Mustafa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saban 16 April setiap tahun, dunia memperingati Record Store Day (RSD). RSD dirayakan untuk menandakan bahwa rilisan fisik masih eksis di tengah era digital. Pada hari yang sama, banyak musisi yang merilis album musik di RSD sebagai penanda kontribusi mereka.

Salah satu grup band indie yang merilis album di RSD 2016 ialah Raksasa. Grup band yang digawangi Adi (Fabel), Pepeng (Naif), Adi (Primata), Iman (Zeke And The Poppo) dan Adrian Adioetomo ini merilis kaset sebanyak 50 keping dengan harga satuan Rp25 ribu.

"RSD kan momen bagus untuk rilis album, ya kenapa enggak kita lakukan. Kita udah berunding dan setuju untuk bikin 50, karena mau cek kondisi pasar dulu," ujar Adi, vokalis Raksasa, saat ditemui CNNIndonesia pada Kamis (14/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penabuh drum Raksasa, Pepeng, menjelaskan bahwa tahun ini merupakan kali pertama grup band-nya berpartisipasi di RSD.

Raksasa, dikatakan Pepeng, juga ingin ikut merasakan suasana budaya RSD. Rilisan tahun ini juga dijadikan mereka jembatan sebelum merilis album ke-dua pada tahun depan.

Gitaris Raksasa, Iman, menegaskan bahwa RSD bukanlah tempat berbisnis, baik bagi musisi maupun label rekaman.

Iman dan Raksasa pun tak mementingkan keuntungan dan eksistensi dalam perilisan karya di RSD. Bagi mereka dua hal itu adalah bonus yang didapat ketika berpartisipasi di RSD.

"Bagi kami, RSD itu ajang silaturahmi musisi, label, pencinta musik dan lain-lain. Di sana bisa ketemu untuk nostalgia album lama atau apa pun. Jadi bagi kami lebih penting acaranya daripada jual beli rilisan fisik itu sendiri," kata Iman.

Pernyataan itu juga disetujui oleh Managing Director Demajors, David Karto. Sebagai label musik indie yang menaungi Raksasa, David menjelaskan pendapatannya selama RSD berlangsung.

"Kalau dibilang untung juga tidak, karena album yang dirilis saat RSD jumlahnya tidak banyak. Paling hanya 100 sampai 200 keping. Itu secara bisnis tidak untung besar. Karena bagi kami RSD bukan untuk berbisnis," kata David.

David juga menjelaskan bahwa yang lebih penting dalam perayaan RSD adalah bagaimana saling memberikan energi positif antar musisi dan penggemarnya. Ia menambahkan bahwa RSD cukup dilaksanakan setahun sekali agar selalu ditunggu-tunggu.

"Setahun sekali saja sudah cukup agar lebih gereget. Musisi dan penjual kan juga butuh waktu untuk kasih materi yang spesial setiap tahunnya. Tapi seandainya ada yang mau buat acara semacam ini ya tidak masalah," ujar David menutup pembicaraan.

[Gambas:Youtube] (ard/ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER