Museum Nasional 'Buka Diri' di Usia ke-238

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Sabtu, 23 Apr 2016 16:50 WIB
Di usia yang telah melewati tiga abad, Museum Nasional memutuskan membuka diri pada publik lewat sekolah tari tradisional gratis.
Ratusan pengunjung ikut flashmob tari pendet dalam rangka memperingati ulang tahun ke-238 Museum Nasional, Sabtu 23 April 2016. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun ini Museum Nasional Indonesia akan masuk ke usia 238. Dengan usia yang memasuki tiga abad dan di tengah arus modernisasi, Museum Nasional memutuskan membuka diri kepada publik dengan kebudayaan Indonesia.

Hal itu terlihat dari rangkaian program perayaan 238 tahun Museum Nasional selama 7 hari, yang dimulai pada hari ini, hingga Sabtu (30/4) nanti. Acara dimulai dengan aksi menari bersama tari pendet Bali yang diikuti 100 penari yang berasal dari masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

"Museum itu harus kreatif, inovatif dengan melihat situasi yang ada. Dan sesuai dengan keinginan pemerintah bahwa fasilitas publik termasuk museum untuk terbuka dan melibatkan publik, maka inilah salah satu cara kami," kata Intan Mardiana, kepala Museum Nasional Indonesia (MNI) saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Sabtu (23/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara membuka diri dengan masyarakat yang dimaksud Intan adalah melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan museum. Sebagai permulaan, diadakan flashmob atau menari massal di halaman museum.

Oleh karenanya, tak heran bila halaman yang biasanya MNI sepi mendadak dibanjiri manusia. Ratusan orang sudah memenuhi halaman MNI dengan seragam yang sama, mereka bukan ingin berdemo namun akan menari pendet bersama.

Intan mengatakan ide ini berasal dari keinginan masyarakat sendiri, yang disampaikan melalui media sosial. Ide tersebut kemudian diuji coba dengan membuka pendaftaran menari bersama melalui media sosial seperti facebook. Siapa nyana, responnya membeludak.

"Yang daftar menari sampai tiga ribu orang, namun harus kami stop sampai seribu dengan alasan keamanan dan kenyamanan, lahan kami tidak cukup," kata Intan.

"Ini sangat diterima masyarakat, dan kami merasa mengapa tidak? Lagipula hanya dengan modal media sosial dan jaringan yang kami miliki sudah sanggup mengajak ribuan, jadinya tidak perlu mengadakan kegiatan sekelas festival kan?"
Pihak MNI akan mengadakan kelas tari tradisional secara gratis setiap Sabtu pukul 8.00 hingga 10.00 WIB di kawasan museum. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)
Dan ternyata ide ini berhasil menjaring banyak pengunjung, terutama anak-anak. Para bocah ini menunjukkan minat yang luar biasa akan tari tradisional dan 'memaksa' orang tua mereka ikut menghabiskan Sabtu pagi di halaman Museum.

Rencananya, pihak MNI akan mengadakan kelas tari tradisional secara gratis setiap Sabtu pukul 8.00 hingga 10.00 WIB di kawasan museum. Bila belum cukup, kelas musik tradisional pun akan dilaksanakan pukul 13.00 WIB. Dan semua masyarakat dari berbagai kalangan dan usia bebas mendaftar, selama ruangan masih cukup.

"Sementara selama enam bulan ini akan tari Bali, bukan cuma pendet. Setelahnya baru kami evaluasi dan akan ada tari dari daerah lainnya," kata Intan. "Program ini akan kami lanjutkan seterusnya. Kami juga memperhatikan bila ada bibit-bibit yang bagus, nanti akan kami coba sediakan pertunjukkan untuk mereka.”

Kenaikan pengunjung

Selama beberapa tahun terakhir, MNI terus mengalami kenaikan pengunjung. Pada 2013, jumlah pengunjung museum sekitar 100 ribu dalam setahun. Kemudian naik pada 2014 menjadi 250 ribu, dan pada 2015 menjadi 400 ribu. Intan meyakini taktik dengan kelas budaya tradisional ini dapat mendukung museum meraih target satu juta pengunjung selama setahun ke depan.

Intan pun tidak terlalu ambil pusing kunjungan ke MNI terbilang rendah bila dibandingkan dengan Museum Nasional Singapura yang berusia 166 tahun dapat didatangi pengunjung lebih dari 932 ribu orang pada 2011 dan mengalami kenaikan hampir 40 persen setiap tahun.

"Kami ingin menanamkan cinta terlebih dahulu dengan museum kepada masyarakat Indonesia. Nah kalau mereka tidak tahu dan tidak dirangsang untuk tahu, bagaimana mereka akan cinta kalau tidak kenal? Makanya kami mencoba mengajak masyarakat dengan cara sesederhana apapun," kata Intan.

"Mereka tergerak dalam program yang melibatkan masyarakat secara aktif dan berkaitan dengan kekayaan budaya Indonesia. Kami memang ingin merangkul masyarakat terlebih dahulu dibandingkan ke luar."

Rangkaian perayaan 238 tahun MNI sendiri akan terdiri dari syukuran yang akan berlangsung pada Minggu (24/4) dan sekaligus serah terima hibah alat musik tradisional berupa satu set Kolintang, enam set Sasandu, dan tiga unit multimedia interaktif dari Time International ke Museum Nasional.

Kemudian pada 25 April hingga 2 Mei akan ada pameran foto 103 perempuan Indonesia inspiratif dari berbagai profesi dan generasi yang berbalut desain inovasi mode Indonesia. Pameran ini bertajuk I Am Indonesian dan menggandeng desainer Oscar Lawalata. Rangkaian terakhir akan dilangsungkan pada 30 April berupa konser musik Duo Ari-Reda berupa musikalisasi puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER