Jakarta, CNN Indonesia -- Aktor Ario Bayu merasa sangat terkesan dengan kearifan lokal masyarakat desa di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, Kabupaten Kampar, Riau.
"Saat kunjungan kami kemarin itu ada satu desa kecil yang membuat saya terkesan dengan cara hidup masyarakatnya yang menggunakan solar sel. Yang membuat saya takjub itu mereka masih memegang teguh prinsip-prinsip adat atau kearifan lokalnya," ujar Ario Bayu, di Pekanbaru, Selasa (24/5), seperti diberitakan
Antara.
"Mereka sangat menghargai tetua-tetuanya, bahkan harimau itu dianggap sebagai " inyik". Kearifan lokalnya masih bisa dikatakan kental. Sesungguhnya mereka yang lebih mengerti bagaimana cara bersahabat dengan alam," ungkap Bayu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ario Bayu dinobatkan sebagai warrior orangutan atau Duta WWF Indonesia pada 2014 bersama tiga pesohor lainnya, yakni Joe Taslim yang membela kelestarian harimau Sumatera, Nadine Chandrawinata yang berjuang demi kelestarian penyu, dan Nadya Hutagalung yang mewakili penyelamatan habitat gajah Sumatera.
Katanya, menjadi seorang warrior satwa adalah bentuk prinsip yang harus dimiliki semua orang. Lebih kepada menanamkan sikap peduli pada publik.
"Orangutan itu identitas kita. Kalau sampai punah berarti kehilangan identitas bangsa," katanya.
Ia juga bercerita tentang kesan pertama naik piyau, perahu kecil, untuk menempuh jarak antardesa yang ada di Kabupaten Kampar, Riau. Di Desa Limbang Baling, sungai adalah mata rantai yang tak terpisahkan dengan kehidupan desa.
"Mereka sangat menghargai keberadaan sungai sebagai bagian dari sesuatu yang sangat memberi kehidupan."
(sil)