Jakarta, CNN Indonesia -- Kerja keras sutradara muda Wregas Bhanuteja dan timnya terbayar sudah. Film pendek yang mereka kerjakan selama beberapa pekan menembus Festival Film Cannes 2016. Film itu bahkan menang di La Semaine de la Critique.
Wregas dan tim mendapat ganjaran empat ribu Euro atas karya itu. Sekitar Rp60 juta, jika dirupiahkan. Wregas sudah punya rencana akan diapakan uang sebanyak itu. Kata Wregas, ia akan memulai sebuah film panjang.
"Sebagian besar hasil uang hadiah akan kami gunakan untuk development, proses pencarian ide, hingga riset untuk film [panjang] pertama kami," katanya di sela pemutaran Prenjak di Jakarta, Kamis (2/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, alumnus IKJ itu tak mau terburu-buru menggarap film baru. Dalam waktu dekat, ia kembali ke Yogyakarta dan rehat sejenak sebelum memulai proyek itu.
"Saya rencananya mau istirahat dulu seminggu, sambil minum es teh manis," kata Wregas menyebutkan, sembari berseloroh.
Uang yang diterima Wregas, diakuinya masih akan sisa banyak setelah dialokasikan untuk menutupi ongkos produksi film
Prenjak, jagoannya di Festival Film Cannes 2016. Prenjak hanya diproduksi dengan uang sebesar Rp3 juta. Film berbahasa Jawa itu, kata Wregas, memang menelan dana sedikit karena hanya perlu biaya untuk konsumsi, peralatan suara, dan peralatan gambar.
"Bahkan kami juga sedari awal tidak memberi honor bagi para pemeran. Karena semua kru adalah sobat sejak kecil, jadi rasanya seperti bermain saja. Tidak ada perjanjian bayaran dan segala macam," Wregas menambahkan.
Setelah mendapat uang, barulah ia memutuskan untuk membaginya kepada 12 anggota kru yang terlibat dalam produksi. Tak lupa, uang tersebut juga akan digunakan untuk syukuran kemenangan di kampungnya.
"Karena saya sadar semuanya tidak akan terjadi jika tidak ada kerja keras dari semua pihak yang bantu mengerjakan film ini. Makanya setelah dapat empat ribu Euro, saya rasa perlu ada apresiasi akan dedikasi itu."
Sebelum
Prenjak, Wregas sudah membuat empat film pendek, yakni
Senyawa (2012),
Lemantun (2014),
Lembusura (2014), dan
Floating Chopin (2015) yang juga diputar di sejumlah festival film berskala internasional.
(rsa)