Jakarta, CNN Indonesia -- Tak terasa, tahun ini memasuki tahun ke-empat bagi penyanyi asal Bandung, Marcell Siahaan, menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan, sejak memutuskan memeluk Islam pada 2011 lalu.
Saat ditemui secara khusus di Abbe Music Studio, Jakarta, beberapa waktu lalu, ia menceritakan pengalaman uniknya saat berpuasa pada tahun pertama menjadi muslim. Kala itu, ia benar-benar bersyukur bisa dianugerahi kesehatan.
Pasalnya, sang pria berusia 38 tahun terlalu bersemangat menjalankan ibadah puasa hingga akhirnya jatuh sakit. Lumayan serius, ia harus menjalani operasi di sekitar leher. Operasi tersebut dialaminya akibat terlalu lelah bekerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang unik, bulan puasa pertama kali, saat itu, saya mengalami hampir kelumpuhan total. Saya begitu
excited dengan puasa. Saya forsir badan saya sedemikian rupa. Saya latihan sampai ujung-ujungnya saya sakit dan itu hampir lumpuh total. Itu tahun 2012," ujar alumnus Universitas Parahyangan, Bandung.
Namun kini, ia mengaku tidak lagi merasa sulit untuk beradaptasi dengan Ramadan. Ia justru senang bisa ikut berpuasa selama satu bulan penuh.
"[Puasa berikutnya] Aman dan lancar. Enggak terlalu diforsir. Dan [puasa] itu menyenangkan. Awalnya, saya pikir adaptasinya berat, tapi ternyata enggak kok. Saya vegetarian empat tahun, jadi kalau cuma puasa doang sih ya, bisalah," ujar pelantun lagu
Semusim.
Tidak ada kebiasaan khusus yang dilakukan Marcell selama Ramadan. Ia menjalaninya seperti hari-hari biasa. Pun saat sahur dan berbuka, ia mengaku tak punya menu khusus.
"Biasanya sih kurma. Tapi itu enggak usah
nunggu Ramadan. Saya [memang] suka
ngemil kurma. Biasanya kalau ada tur atau ada kegiatan [tapi] saya enggak sarapan, saya selalu bawa kurma di dalam tas," jelasnya.
Ramadan tahun ini, Marcell menjalankannya di Singapura. Ia menuturkan bahwa dua minggu sebelum Hari Raya Lebaran, ia dan keluarga akan terbang ke Negeri Seribu Satu Larangan tersebut. "[Saya] Salat Id di sana," katanya.
Tradisi Lebaran juga dijalaninya layaknya keluarga muslim kebanyakan. Marcell yang terlahir sebagai kristiani mengaku tidak memiliki masalah dengan keluarga besarnya.
"Keluarga saya kan memang [merayakan] Lebaran, Natal, Waisak," ujarnya. "Apa pun itu memang merayakan. Ya, selebrasi bareng-bareng. Jadi saya Lebaran, ada sungkem. Nenek saya Natalan, ada sungkem."
Menurutnya, hal ini lebih dari sekadar toleransi. Ia mengaku tidak terlalu senang dengan istilah toleransi, melainkan apresiasi. Marcell berujar, "Saya udah di tahap apresiasi. Kalau toleransi seperti mengandung kondisi yang ditawarkan. 'Saya tolerir kamu, asalkan...' Nah, saya enggak suka itu."
(vga/vga)