Jakarta, CNN Indonesia -- Sepekan berlalu, kesedihan yang dirasakan keluarga korban tragedi Orlando, AS, masih dirasakan dunia, tak terkecuali kalangan musisi. Tragedi yang terjadi pada pertengahan Juni 2016 merenggut puluhan nyawa.
Ketika itu, Christina Grimmie, penyanyi jebolan
The Voice, tewas ditembak oleh Kevin Liobl di Orlando, pada Jumat (10/6). Sehari kemudian, pada Minggu (12/6), puluhan pengujung sebuah kelab malam di Orlando pun tewas ditembak oleh Omar Mateen.
Sejak akhir pekan lalu, sejumlah musisi telah menyampaikan simpati dan belasungkawa dalam bentuk
tribute kepada para korban dan keluarganya. Hingga kini, senandung pilu tentang tragedi Orlando masih didendangkan untuk menggugah kepedulian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Minggu kemarin (19/6), sejumlah musisi berkumpul di First Presbyterian Church di Philadelphia berkumpul untuk menggelar memorial musikal bagi para korban tragedi Orlando. Pergelaran ini dipandu oleh direktur musik gereja Andrew Senn.
Musisi yang terlibat di pergelaran ini merupakan anggota dari Academy of Vocal Arts, Opera Philadelphia, Philadelphia Orchestra, serta beberapa kelompok lain, termasuk Heeding God's Call yang menolak keras segala bentuk aksi kekerasan.
Jauh hari sebelum itu, laman Out mengabarkan, musisi country Melissa Etheridge berembuk dengan laman Rolling Stone soal lagu baru yang ditulisnya untuk korban tragedi Orlando.
“Saya berada di titik saturasi terhadap segala sesuatu, segala peristiwa penembakan massal. Serasa segala ketakutan kita meledak di Orlando. Apakah ini aksi terorisme oleh muslim? Apakah ini serangan terhadap kaum gay? Ini sudah kelewatan, benar-benar melebihi batas.”
Lagu baru yang digarap Melissa berjudul
Pulse, sama dengan nama kelab malam berdarah yang menjadi saksi bisu tragedi Orlando. Menurut Melissa, materi lagunya masih mentah, namun merangkum isi kepalanya tentang isu
gay.
“Ada sesuatu yang sangat puitis dan sangat bermakna tentang nama kelab Pulse,” kata Melissa. “Setiap orang memikirkan tentang pulse versi sendiri.” Lalu, Melissa mencuplikk sepenggal lirik lagu
Pulse yang menyinggung kemenangan cinta.
“
Everybody's got a pulse / Love will always win because underneath the skin, everybody's got a pulse.” Di mata Melissa, banyak orang diberkahi cinta, dan bersedia berjuang demi orang yang dicintai. Cinta memiliki kekuatan melebihi benci.
Tak hanya Melissa, laman Huffington Post mengabarkan, penyanyi sekaligus penulis lagu Eli Lieb dan Brandon Skeie juga membuat lagu emosional tentang tragedi Orlando berjudul
Pulse. Video musiknya sudah tayang di YouTube sejak 14 Juni 2016.
“
I shouldn’t have to leave where I stand / I shouldn’t have to change who I am to count as a human.” Dengan penuh emosi, duo ini melantunkan lagu yang digarap bersama Hillary Bernstein and Mimoza Blinsson. “
Feel my pulse / With your hand on my heart.”
Senada dengan Melissa, Eli pun menegaskan, “Saya yakin cinta bisa mengalahkan benci. Ini saatnya bagi kita untuk menebar banyak cinta kepada dunia sebisa mungkin.” Eli percaya, bila kita makin kuat, cahaya cinta juga makin bersinar.
[Gambas:Youtube]