Cuap-cuap Pandji Pragiwaksono Jadi 'Juru Bicara' di 5 Benua

Vega Probo | CNN Indonesia
Senin, 15 Agu 2016 23:23 WIB
Menggelar tur Juru Bicara Stand Up Comedy di lima benua, Pandji Pragiwaksono membahas berbagai tema, dari HAM sampai LGBT.
Menggelar tur Juru Bicara Stand Up Comedy di lima benua, Pandji Pragiwaksono membahas berbagai tema, dari HAM sampai LGBT. (Dok. Pandji Pragiwaksono Management)
Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa pun yang mengenal Pandji Pragiwaksono mungkin bakal kagum dengan keberagaman keluarganya. Betapa tidak, profesi yang dilakoni Pandji sungguh bertolak belakang dengan orang tuanya

“Ayah, seorang insinyur listrik. Ibu, seorang bankir. Anaknya, stand-up comedian,” ungkap Pandji kepada CNNIndonesia.com via surel, baru-baru ini. Diakui Pandji, ini tak terlepas pola pendidikan orang tuanya.

“Cara orang tua saya mendidik, membuat saya bisa menemukan di mana bakat dan minat saya. Kini, saya sedang menjalani tur dunia stand up comedy ke 24 kota di lima benua.” Tur yang dimaksud Pandji, yaitu Juru Bicara Stand Up Comedy World Tour.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tur kali ini, Pandji menyajikan materi stand up comedy dengan beragam tema, dari rating televisi, entrepreneurship, prostitusi, radikalisme, teori evolusi, satwa langka, pelanggaran HAM, LGBT, komunisme, sampai pendidikan.

Selama 1,5 jam Pandji bercuap-cuap layaknya “juru bicara banyak pihak di Indonesia yang suara dan protesnya tidak terdengar seperti korban HAM, umat muslim Indonesia yang toleran, mereka yang protes terhadap sensor televisi yang berlebihan, mereka yang gusar dengan kualitas pertelevisian akibat rating televisi, bahkan termasuk satwa langka yang mulai punah di Tanah Air.”

Setelah melanglang ke China, Eropa, Afrika, sejak April 2016 lalu, berikutnya giliran Australia dan Amerika, pada Agustus hingga September 2016. Tur akan dipungkas di Jakarta, pada 10 Desember 2016. Tiket presale dibuka pada Rabu (17/8) via jurubicara.id.

Kini sebagai orang tua, Pandji juga menerapkan pola pendidikan yang kurang lebih sama kepada anak-anaknya. Baginya, penting untuk tidak memarahi anak-anak saat mereka sedang berinisiatif. “Tegur boleh. Jangan memarahi,” katanya.

Bila anak-anak dimarahi saat sedang berinisiatif, Pandji khawatir, kelak mereka tidak akan punya inisiatif lagi. Atau kalaupun punya, tidak akan bercerita kepada orang tuanya. Maka penting untuk menciptakan suasana terbuka antara anak dan orang tua.

“Kita sebagai orang tua tidak akan pernah bisa menghalangi anak-anak melakukan sesuatu, karena kita tidak akan bisa berada di samping mereka 24 jam. Yang penting, kalau ada sesuatu yang mereka lakukan, kita diberitahu atau setidaknya mereka tidak keberatan untuk bercerita.”

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER