Jakarta, CNN Indonesia -- China punya cara sendiri untuk berpegang teguh pada tradisi dan menangkal pengaruh negara lain. Negara itu mengontrol tayangan, yang selama ini merupakan media paling kuat mentransfer segala ide maupun konsep tanpa disadari penontonnya.
China, yang di film juga punya black period--masa-masa di mana hanya film domestik yang boleh tayang di bioskop--baru saja membuat regulasi untuk melarang tayangan yang menampilkan gaya hidup negara-negara Barat.
Bukan sekadar gaya hidup, menurut kantor berita lokal Xinhua News yang dilansir
CNN. Tayangan-tayangan yang memperlihatkan belahan dada perempuan juga tidak boleh disiarkan di televisi maupun bioskop.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bukti keseriusan pemerintah, acara televisi yang bertajuk
The Saga of Wu Zetian telah ditarik dari siaran. Acara itu sudah dilarang mengudara sejak Januari 2015 dengan alasan teknis. Beberapa hari setelah dicabut, tayangan kembali mengudara. Tapi dengan busana wanita yang lebih tertutup.
Menuruti permintaan lembaga sensor China, tayangan itu juga memotong adegan-adegan yang banyak menampilkan belahan dada wanita.
Sensor pemerintah China juga untuk tayangan-tayangan yang mengandung unsur homoseksual. Berdasarkan regulasi yang dikeluarkan tahun ini, homoseksual masuk dalam kategori kebiasaan seks yang tidak normal untuk tayangan televisi.
Oleh karena itu, banyak tayangan yang mengandung unsur homoseksual ditarik dari peredaran. Salah satunya serial televisi bertajuk
Addiction. Itu sudah dicabut izin siarnya sejak Februari lalu. Itu salah satu serial terlaris di China. Dalam waktu 24 jam, penontonnya 10 juta orang.
Sentimental China bukan hanya ditujukan untuk tradisi dan budaya Barat semata. Diduga akibat masalah politis soal dukungan Korea Selatan terhadap kebijakan misil Amerika Serikat, China juga ikut melarang tayangan-tayangan mereka.
Mengutip Morning Ledger, pemerintah China kini melarang apa pun yang berkaitan dengan dunia hiburan Korea. Terutama serial drama
Descendants of the Sun. Pemerintah merasa, obsesi penggemar Descendants of the Sun di China atas paras para bintang dalam serial itu bisa berakibat buruk.
Misalnya, yang sudah terjadi, seorang pria China sampai melakukan operasi plastik pada wajah demi mendapatkan kembali istrinya. Terlalu terobsesi menonton tayangan juga disebut berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat China. Belum masalah kekerasan rumah tangga yang katanya meningkat.
China juga melarang tayangan yang terdapat orang sedak merokok atau minum minuman keras. China tak ingin tayangan itu dapat memengaruhi orang untuk merokok atau minum minuman keras.
Negeri Tirai Bambu itu sendiri memiliki masalah terhadap rokok dan alkohol. Kurang lebih sebanyak 68 persen pria China merupakan perokok dan satu juta orang meninggal karena rokok pada 2010.
Larangan yang lain membuat tayangan populer
Baba Qunar? atau
Dad, Where Are We Going? harus mati. Tayangan itu memuat perjalanan selebriti mengajak anak-anak mereka tamasya. Salah satu selebriti misalnya, mengajak anaknya keliling China. Episode itu ditonton sampai jutaan orang.
Tapi pemerintah China berpendapat, anak-anak seharusnya menjalani masa senang-senangnya sendiri, bukan dieksploitasi di televisi. China pun akhirnya melarang penggunaan anak selebriti di tayangan.
China memang mengekang ketat kehidupan masyarakatnya. Mereka bahkan melarang Twitter, dan menggantinya dengan media sosial lokal seperti Weibo.
(rsa/rsa)