Dua Tahun Garin Nugroho Bangkitkan 'Setan Jawa'

Rahman Indra | CNN Indonesia
Minggu, 04 Sep 2016 19:26 WIB
Merayakan 35 tahun berkarya, sutradara Garin Nugroho merilis Setan Jawa, film bisu hitam putih yang diiringi musik hidup orkestra gamelan.
Salah satu cuplikan Setan Jawa. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sutradara Garin Nugroho kembali memberikan kejutan, dan juga terobosan lewat film terbarunya yang diberi judul Setan Jawa. Dibuat dalam format bisu dan hitam putih, film yang menjadi peringatan 35 tahun berkarya ini diiringi musik hidup orkestra gamelan yang dikomposisi oleh komposer Rahayu Supanggah.

Ini bukan kali pertama Garin berkolaborasi dengan maestro seni tradisi Jawa yang biasa dipanggil Supanggah tersebut. Sepuluh tahun lalu, keduanya telah memberikan karya mengesankan lewat Opera Jawa.

Kali ini, masih dengan semangat dan antusiasme yang sama, kolaborasi tersebut melahirkan Setan Jawa yang tidak sekadar menjadi tontonan, tapi juga sebuah pertunjukan hidup yang memukau, magis, serta membuat takjub.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini menjadi film tarian, bisu, hitam putih dan diiringi langsung oleh musik orkestra gamelan pertama di dunia," ujar Garin pada pementasan yang digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.


Didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, film terbaru Garin ini juga bekerjasama dengan sejumlah pihak, seperti Jala Adolphus sebagai produser, Kate Ben-Tovim dari Turning World, dan Iain Grandage seorang komposer dari Melbourne Symphony Orchestra.

"Sudah ada beberapa tawaran untuk menampilkan karya ini di luar negeri, seperti Singapura, dan London," Garin mengatakan. Nantinya, kata dia, tidak hanya orkestra gamelan, musik pengiring untuk Setan Jawa juga akan dapat diiringi oleh musik elektronik ataupun rock.

Dua tahun bangkitkan dunia mistis

"Film ini menyatukan perspektif kontemporer dengan tari tradisi, musik, dunia mistik, hingga fesyen dalam ruang bebas interpretasi," ujar Garin.

Berdurasi satu setengah jam, Setan Jawa bercerita tentang dunia mistis yang dialami oleh tiga tokoh utama yakni Setan Jawa (Luluk Ari), Setio (Heru Purwanto) dan Asih (Asmara Abigail).

Selama film berlangsung, para pemain musik Gamelan Orchestra lalu berperan memberi suara dan warna. Instrumen yang dimainkan mulai dari rebab, demung, trebang, kendang Jawa, bonang, angklung, gender, suling, dan vokal yang mewakili suara dan ekspresi Setio dan Asih.

Butuh waktu dua tahun buat Garin untuk mewujudkan proyek personalnya ini sejak pertama kali digagas pada awal 2014.

Setelah melalui proses panjang lewat sejumlah workshop mini, uji coba komposisi, koreografi, dan pengambilan gambar, film Setan Jawa dijadwalkan diputar perdana pada 3 dan 4 September 2016 di Gedung Teater Jakarta, TIM.

Perilisan film di Jakarta merupakan penampilan pertama sebelum diputar di Opening Night of Asia Pacific of Performing Arts di Melbourne, pada Februari 2017.

Untuk penampilan di Melbourne, komposisi musik orkestra gamelan Supanggah akan berkolaborasi dengan Melbourne Symphony Orchestra.

Grandage mengatakan, dirinya telah berdiskusi dengan Supanggah untuk menyatukan musik gamelan dan orkestra yang digawanginya dalam memberi napas pada film bisu Garin.

"Ini akan menjadi terobosan baru ketika musik tradisi dan symphony orchestra berkolaborasi untuk satu pertunjukan, dan untuk sebuah film bisu yang hitam putih," ujarnya. (rsa/rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER