Jakarta, CNN Indonesia -- Konser kolaborasi antara Maliq & D'Essentials dan The Groove yang bertajuk D'Essentials Groove berlangsung malam ini (6/9). Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, dipilih sebagai tempat konser dua kelompok musik jazz itu.
Sejak pukul 17.30, area JCC sudah dipadati pengunjung konser. Ada yang sudah mengantre di depan pintu masuk dan ada yang masih antre membeli tiket.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, konser itu dikunjungi oleh pecinta musik dari berbagai usia. Mulai dari usia 20 tahun sampai 50 tahun. Namun mereka datang untuk sama-sama menikmati Maliq & D'Essentials dan The Groove.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pengunjung konser, Nabila Kariza (23), mengaku tertarik menghadiri konser ini karena ingin melihat aksi Maliq & D'Essentials. Ia sudah mengenal band itu sejak pertama kali muncul.
"Sudah mengukuti Maliq sejak kelas 6 SD. Kolaborasi ini bakal keren, salah satu konser yang saya tunggu-tunggu. Maliq kalau tampil selalu tak terduga ditambah ada The Groove, pasti keren," kata Nabila, saat diwawancarai CNNIndonesia.com.
Sependapat dengan Nabila, Farizan Akbar (22) menyampaikan pendapat serupa dalam wawancara yang berbeda. Ia datang ke acara ini karena Maliq & D'Essentials dan sudah menggemari band itu sejak awal tahun 2000an.
"Maliq ada di era saya. Mereka punya karakter tersendiri di masa itu bahkan sampe sekarang. Kolaborasi ini saya rasa bakal pecah" kata Farizan.
Ragam usia pecinta musik yang hadir diacara ini sangat wajar. Pasalnya dua band itu berasal dari era yang berbeda. The Groove muncul pada era 90an sedangkan Maliq & D'Essentials muncul pada era 2000an.
Pengunjung lain yang sudah berusia 55 tahun, Nani Nai, menjelaskan kalau pecinta musik berbagai usia yang hadir dalam konser ini merupakn hal yang baik. Itu menjadi bukti bahwa musik mereka berkualitas yang bisa diterima berbagai usia.
"Kalau aku lebih ke The Groove ya, ikutin mereka sejak Reza bergabung. Tp secara keseluruhan, musik Maliq tak jauh berbeda dengan The Groove," kata Nani.
Dalam konser ini, Nani tidak datang sendirian. Ia datang bersama empat orang teman sebayanya yang juga penggemar The Groove. Sejak ada pengumunan konser mereka memang berencana untuk datang bersama.
"Kami browsing untuk cari tau tiket dan beli sendiri karena kami ibu-ibu mandiri. Kami dateng berlima, dua teman kami ga bisa dateng. Kami memang sering nonton konser bareng, terakhir nonton Sting di Java Jazz 2016," kata Sisca AS yang berusia 47 tahun.
Seakan tak mau kalan dengan pecinta musik yang masih muda, Nani serta Sisca bersama temannya membeli tiket festival. Mereka membeli tiket itu untuk bisa bergoyang selama konser. Walau sudah tidak muda lagi, mereka merasa kuat untuk berdiri sambil bergoyang.
"Kami pilih tiket festival sebagai bentuk dukungan. Biasanya orang nonton konser duduk aja, kami pengin joget. Kami kuat berdiri karena sudah terbiasa nonton konser," kata Clara Wiken yang tahun ini berusia 49 tahun.
Walau merasa senang menghadiri konser ini, Nani merasa kecewa dengan kurangnya tempat konser di Indonesia. Akan lebih baik apa bila Indonesia memiliki tempat konser khusus musik.
"Kalo konser musisi itu bagus, tapi Indonesia ga punya gedung khusus konser. Singapura aja udah keren banget, Indonesia seharusnya punya juga," kata Nani.
(sur)