Jakarta, CNN Indonesia -- Suasana alam langsung terasa saat menjejakkan kaki di Tanakita Camping Ground, Sukabumi, Jawa Barat. Suara kicau burung serta rimbun pepohonan seakan membuat lupa betapa penatnya menjalani kehidupan di kota besar seperti Jakarta.
Begitu juga dengan rasa lelah selama enam jam perjalanan dari Jakarta, untuk menghadiri acara musik RRREC FEST 2016. Tak sabar rasanya ingin segera melihat berbagai penampilan musisi, loka karya seni dan diskusi budaya yang disudah rapi terjadwal di sana.
Susunan acara
hari pertama RRREC FEST 2016 yang diselenggarakan pada Jum'at (9/9) tidak terlalu padat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara musik yang memasuki tahun ke-tiga ini dimulai dengan beberapa loka karya. Beberapa diantaranya ialah loka karya membuat boneka oleh Pappermoon Puppet Theatre dan paduan suara eksperimental Raung Jagat oleh Rully Shabara.
Loka karya memberi kesegaran di tengah acara musik yang menjadi agenda utama. Dengan begitu, pengunjung yang hadir bisa mendapat banyak wawasan baru.
Dari segi musik, musisi yang ditampilkan dalam acara yang digagas oleh anak cabang dari komunitas seni budaya Ruang Rupa, RURU Radio, ini memang sangat beragam.
Mulai dari musisi dalam negeri; Jason Ranti, Sisirtanah, Sarana, Nasida Ria, Bottlesmoker, Harlan, suarasama dan The Adams, sampai musisi luar negeri; Sonotanotanpenz (Fukuoka), Leana Rachel (Los Angeles), Dirgahayu (Kuala Lumpur) dan Yellow Fang (Bangkok).
Sederet musisi tersebut juga mengusung aliran musik yang berbeda. Mulai dari folk, elektro, rock, pop dan sampai qasidah.
Indra Ameng, selaku direktur festival, menjelaskan kalau pemilihan musisi yang akan tampil sudah direncanakan sejak awal tahun. Ia dan rekan-rekannya ingin mempertemukan musisi dengan berbagai macam latar belakang dalam satu panggung.
Ameng menambahkan, musisi yang ditampilkan juga memiliki karakter aksi yang kuat.
Hari kedua, pada Sabtu (9/9), dibuka dengan Yoga oleh Fathan Todjon. Baik panitia mau pun pengunjung mengikuti yoga di pagi hari dengan udara yang sangat sejuk.
Acara hari kedua lebih padat jika dibanding hari pertama. Ada loka karya fotografi oleh Anton Ismael dan diskusi bertajuk Local Wisdom yang menghadirkan grup musik noise SARANA (Samarinda) dan Suarasama (Medan).
Seniman visual asal Jakarta yang dikenal dengan nama The Popo juga mengadakan loka karya.
Ia mengajak warga sekitar untuk membuat mural di Kampung Pesanggrahan yang letaknya tak jauh dari Tanakita Camping Ground.
Suasana intim di antara kurang lebih 300 orang dalam acara itu mulai terbangun di hari kedua. Banyak pengunjung dan musisi yang berbincang satu sama lain.
Entah apa yang mereka bicarakan, tapi acara ini berhasil mempertemukan berbagai macam orang yang biasanya hanya akrab bertegur sapa melalui sosial media.
Di tengah suasana yang intim, perhatian pengunjung RRREC FEST 2016 tertuju ke panggung Lembah 1, saat Nasida Ria naik panggung. Grup musik qasidah legendaris Indonesia yang terbentuk sejak tahun 1975 ini langsung mencuri perhatian.
Mereka membakar semangat pengunjung yang tak henti berjoget dan bernyanyi.
Selanjutnya, panggung dimeriahkan pertunjukan teater boneka oleh Papermoon Puppet Theatre. Dalam pertunjukan itu mereka menggunakan boneka yang dibuat saat loka karya hari pertama.
Selain itu juga ada pemutaran film
Tiga Dara versi restorasi 4K. Tak hanya ditonton oleh panitia dan peserta, film ini juga ditonton oleh warga sekitar secara cuma-cuma.
Baru pada hari kedua acara RRREC FEST 2016 terasa keseruannya.
Acara di
hari ketiga, pada Minggu (10/9) tidak begitu padat dan lebih banyak diisi oleh berbagai diskusi. Ada tiga diskusi yang berlangsung secara urutan; Berdikari Dari Musik, Ketahanan Pangan dan South East Asia Music Network.
Tema tiga diskusi itu cukup tepat untuk dibicarakan dalam acara ini. Format yang tidak kaku juga membuat diskusi berlangsung dengan hangat.
Pada hari itu juga terdapat presentasi dari Raung Jagat. Setelah latihan selama tiga kali, mereka tampil dihadapan pengunjung, dengan Rully sebagai konduktor.
Secara keseluruhan, acara RRREC FEST 2016 berlangsung dengan baik. Tidak ada keluhan yang berarti dari pengunjung, yang sebagian besar merasa tercerahkan.
RRREC FEST 2016 sekali lagi berhasil membuktikan, kalau acara musik juga harus bersanding dengan seni lain, agar bisa saling menginspirasi.