Jakarta, CNN Indonesia -- Film
La La Land meraih penghargaan tertinggi People's Choice Award dalam perhelatan festival film Toronto 2016. Pemenang kategori ini kerap menjadi barometer nominasi penghargaan bergengsi di Academy Award atau Oscar.
Film dengan latar Los Angeles tersebut merupakan karya ke-tiga sutradara Damien Chazelle yang sebelumnya tayang perdana di Venice International Film Festival.
Mendapat banyak kritik positif dari penontonnya,
La La Land mengusung penampilan terbaik Emma Stone yang berperan sebagai seorang bintang baru dalam film itu. Hubungannya dengan pemain piano jazz (Ryan Gosling) bermasalah ketika karier sang pacar lebih bersinar darinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, berkat perannya itu, Stone dinobatkan sebagai aktris terbaik dalam penghargaan di Venice Film Festival.
Film
La La Land, diprediksi akan bernasib sama seperti film kedua Chazelle,
Whiplash yang menyenangkan penonton lewat permainan drum, dan berhasil meraih tiga Oscar, termasuk aktor pendukung terbaik untuk JK Simmons.
Dikutip dari
The Hollywood Reporter, pada Minggu (18/9), Chazelle, 31 tahun, mengatakan bahwa membuat film
La La Land seperti mimpi yang jadi kenyataan.
"Dan melihatnya terhubung dengan penonton Toronto serta mendapati penghargaan ini benar-benar sebuah mimpi," tambah dia.
Chazelle mengatakan, ia ingin film ini menyampaikan pesan pada penonton untuk percaya akan impian dan merangkulnya.
Ungkapan Chazelle beralasan, karena meraih penghargaan Toronto berarti selangkah menuju penghargaan tertinggi Oscar.
Sebelumnya, sejumlah pemenang pengahrgaan yang sama di Toronto juga meraih banyak penghargaan di Oscar, seperti film
Slumdog Milionaire,
12 Years a Slave, dan tahun lalu,
Room.
Berada di urutan kedua dan ketiga setelah
La La Land, ada film
Lion yang dibintangi Dev Patel dengan sutradara Garth Davis, serta
Queen of Katwe yang disutradarai Mira Nair.
Kategori lainnya Penghargaan People's Choice Award untuk kategori Midnight Madness jatuh pada film
Free Fire karya sutradara Ben Wheatley, yang dibintangi Brie Larson. Dengan urutan ke-dua
The Autopsy of Jane Doe, karya sutradara Andre Ovredal, serta di urutan ke-tiga
Raw karya Julia Ducournau.
Untuk kategori dokumenter, film
I Am No Your Negro karya Raoul Peck menjadi juara, berdasarkan novel tak selesai karya James Baldwin. Di urutan ke-dua
Abacus: Small Enough to Jail karya Steve James, dan diikuti
Before the Flood karya Fisher Steven.
Di kategori lainnya, Platform Award untuk film internasional jatuh pada
Jackie, yang dibintangi Natalie Portman dengan sutradara Pablo Larrain.
NETPAC Award untuk film Asia diberikan pada Maysaloun Hamod lewat karyanya
In Between, sebuah film berbahasa Arab dan Israel tentang tiga wanita Palestina yang tingglal di Tel Aviv.
Film
Kati Kati karya Mbithi Masya, produksi Kenya-Jerman, membawa pulang penghargaan FIPRESCI critics sebagai film terbaik dalam kategori Discovery.
Di kategori Special Presentation juri FIPRESCI, penghargaan diberikan pada
I am Not Madame Bovary dari sutradara Tiongkok, Fen Xiaogang yang menerima penghargaan lewat link video bersama aktris Fan Bingbing, dari San Sebastian Film Festival.
Film panjang terbaik Kanada jatuh pada
Those Who Make Revolution Halfway Only Dig Their Own Graves karya Mathieu Denis dan Simon Lavoie.
Film pertama terbaik Kanada diraih
Old Stone, drama yang disutradarai Johnny Ma yang sebelumnya tayang perdana di Berlin kemudian Toronto.
Film pendek terbaik Kanada diraih Mutants, karya Alexandre Dostie. Sementara film pendek terbaik dari kompetisi TIFF diraih Imago, film pertama sutradara Raymund Ribay Gutierrez.