Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari tiga jam, 18 buah lagu milik diva pop Indonesia Ruth Sahanaya didendangkan oleh sejumlah musisi dalam sebuah konser bertajuk
Tanda Mata Glenn Fredly untuk Ruth Sahanaya.
Gempita nostalgia dari lagu-lagu khas milik wanita yang akrab disapa Uthe itu pun menggema Balai Sarbini, Jakarta, tadi malam, Jumat (30/9).
Para penonton tak ragu ikut mendendangkan lagu, meski saat konser dimulai mereka masih malu-malu untuk menari mengikuti irama, dan memilih menikmatinya sambil duduk di kursi masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah yakin ini akan lebih dari dua jam, tapi saya enggak pikirkan soal durasi, lakukan saja yang buat senang. Untuk rayakan musisi itu tidak ada batas waktunya," kata Glenn, usai konser.
Secara khusus, konser tersebut memang diprakarsai Glenn sebagai bentuk penghormatan kepada sosok Uthe yang sampai saat ini sudah berkarier selama 30 tahun di industri musik.
Persembahan itu ia berikan tepat di hari lahirnya, 30 September. Pujian pun tak henti datang, baik dari para bintang tamu yang turut mengisi konser tersebut, video dari tokoh-tokoh terkenal hingga Uthe sendiri.
"Di hari ulang tahunnya, Glenn merayakan karier orang yang ia kagumi, ini luar biasa," ucap Pandji Pragiwaksono yang jua diberi kesempatan untuk melakukan
stand up comedy di sela-sela acara.
Pernyataan Pandji itu pun turut diamini oleh Uthe.
"Glenn jenius. Untuk saya pribadi, ini bukan untuk saya, tapi insan dan ekosistem musik Indonesia, mungkin kebetulan dimulainya dari saya. Dari niatnya, saya yakin dia [Glenn] punya ide cemerlang. Saya harap ini jadi awal yang baik untuk memulai segala sesuatunya kembali, hidupkan kembali," ujar Uthe.
Sebagai penggagas konser ini, dapat dikatakan Glenn telah berhasil mencapai tujuannya untuk menghormati musisi senior yang lebih dahulu melanglangbuana di kancah musik Indonesia, serta menginspirasi generasi muda.
Nyong Ambon ini mengubah konsep bahwa persembahan khusus kepada seorang musisi tidak perlu ditunda-tunda sampai yang bersangkutan mangkat, melainkan pada saat sekarang, semasa masih hidup.
"Saya tidak mau seperti saat berikan
tribute untuk Chrisye, 2009 lalu, ia telah tiada. Makanya saya ingin selagi masih ada kita rayakan dan beri apresiasi langsung," ucap Glenn soal alasannya membuat konser.
Demi memajukan ekosistem musik di Indonesia, sang pelantun
Januari mengusung konsep lintas genre dan generasi. Ia juga membuktikan musik bukan sekadar dilihat dari penyanyinya saja, tapi ada banyak orang di baliknya yang juga patut diberikan penghargaan.
Oleh karena itu, cukup mengejutkan kala Glenn membuka lembaran dari karya milik Uthe lewat tujuh album yang sudah dirilis. Tak hanya bercerita soal perjalanan Uthe lewat albumnya, tapi Glenn juga mengungkapkan siapa saja yang berkontribusi di balik kesuksesan Uthe, yang turut menorehkan sejarah musik Indonesia.
Dapat dikatakan, Glenn turut menyadarkan penonton akan hal itu. Hampir setiap pendapatnya kerap disambut dengan riuh tepuk tangan, sebagai tanda sepakat apa yang ia sampaikan.
"Seorang penyanyi itu di belakangnya banyak turunannya, ada produser,
engineer, penulis lagu. Itu sebabnya saya senang banget dengan musisi itu. Ruth itu menjadi penanda era pop modern, dalam hal cara mengemas konsep albumnya, " ujar Glenn.
Usai mengungkapkan peran sosok-sosok berjasa di balik kesuksesan wanita berusia 50 tahun itu, Glenn pun menarik perbincangan yang lebih luas soal musik. Ia mengatakan bahwa musik punya kaitan dalam banyak hal, termasuk pendidikan dan film.
"Pendidikan penting untuk mengembalikan jati diri, irama musik kendang khas Indonesia dari berbagai provinsi dapat menjadi ciri khas untuk melangkah ke dunia internasional," kata Profesor Tjut Nyak Deviana Daudsjah yang juga tampil sebagai pianis tamu.
Serta soal film, Lukman Sardi dan Chicco Jerikho menyatakan, bahwa film dan musik memiliki keterkaitan satu sama lain. Bahwa film butuh musik, begitu juga musik butuh visual.
Secara tegas, Glenn pun mengatakan bahwa setiap tahunnya ia akan membuat konser 'Tanda Mata' untuk musisi Indonesia yang telah memberi banyak inspirasi lewat karyanya.
"Ini sebagai
trigger, momen saya untuk merayakan karya orang," ucapnya.
 Di sela-sela konser, Glenn Fredly sempat menyelipkan satu lagu baru yang perdana ia bawakan, berjudul Tanda Mata. (CNN Indonesia/M Andika Putra) |
Gegap Gempita Konser Lintas Genre dan GenerasiMeski sudah berlatih berulang kali, tapi diakui Glenn kala membuka konser yang ia gagas sendiri, dirinya merasa begitu gugup. Terlebih saat dirinya menyadari bahwa sosok yang menjadi inspirasi dan lagunya sedang ia bawakan, berada tepat di hadapannya.
Untuk pembuka, Glenn membawakan lagu
Pesta, saat membawakan pertama kali Glenn yang gugup membuat dirinya lupa akan lirik yang harus ia nyanyikan. Merasa tak puas membuka dengan sebuah kesalahan, Glenn pun memutuskan untuk mengulangnya.
"Saya sudah latihan berkali-kali untuk pembuka, tapi
blank saat lihat Uthe. Saya enggak peduli [mengulang lagu] karena yang saya ingin adalah merayakan," pungkasnya saat melakukan konferensi pers usai acara.
Meski konser ini adalah persembahan darinya untuk Uthe, tapi Glenn tidak sendiri. Ia melibatkan begitu banyak musisi untuk ikut dengannya di atas panggung membawakan lagu-lagu khas milik Uthe.
Seperti Yura Yunita berkolaborasi dengan Rega Dauna membawakan lagu
Ingin Kumiliki. Kemudian kolaborasi antara penyanyi legendaris Bob Tutupoly bersama Margie Segers, Tjut Nyak Deviana, Oele Pattiselanno yang membawakan lagu
Keliru dengan alunan irama jazz.
Tak luput, Glenn pun memberikan persembahan khusus untuk mendiang Mike Mohede yang seharusnya ikut serta dalam konser itu dan menyanyikan lagu
Terlalu Indah. Lagu itu dibawakan oleh para sahabat Mike sendiri, seperti Denis Junio, Rafi Muhammad, Shadu Rashidi, juga Jordy Waelauruw. Tak ketinggalan, ada pula Teddy Adhitya, Widi Vierra, Pasto dan Rayen Pono.
Di pengujung acara, grup band reggae Kunokini menggebrak dengan ragam alat musik dan aransemen untuk lagu
Astaga, yang kemudian membuat penonton pun bangkit dari kursinya untuk ikut berdendang. Kali ini, Kunokini berkolaborasi dengan Hafiz Della, Albert Fakdawer, Teddy Adhitya dan Ivan.
Setelahnya, Glenn kembali datang bernyanyi sendiri membawakan empat lagu
hits milik Uthe yakni
Bawa Daku Pergi, Kuingin, Tak Kuduga, serta
Kaulah Segalanya. Empat lagu ini sebagai pemungkas konser yang juga membuat penonton betah berdendang sekaligus menari bersama sampai pesta usai.
Di sela-sela konser, Glenn sempat menyelipkan satu lagu baru yang perdana ia bawakan, berjudul
Tanda Mata. Lagu ber-genre pop itu, dikatakan Glenn, diproduseri oleh Ari Aru.
"Lagu itu tentang seseorang yang ingin memberi tanda mata. Semacam untuk diberikan pada orang kesayangan, sebagai kenang-kenangan dan diberikan di waktu yang tepat," kata Glenn kepada CNNIndonesia.com saat ditemui beberapa waktu lalu, secara terpisah.
Konser pun kemudian ditutup dengan perayaan ulang tahun Glenn ke-41, melalui ritual tiup lilin. Senyumnya mengembang lebar, lantaran sang idola, Uthe, dan para sahabat sesama musisi dan pesohor, turut menjadi saksi malam yang menandai usia barunya.
(agniya khoiri/vga)