Jakarta, CNN Indonesia -- Sikap anti-Donald Trump semakin mengemuka di kalangan selebriti Hollywood. Semakin banyak yang terang-terangan mengemukakan pertidaksetujuannya atas calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik itu.
Setelah para bintang film—kebanyakan anggota Avengers—membuat video menentang Trump, kini giliran 30 musisi AS yang kompak membuat proyek untuk miliuner pemilik bisnis properti itu. Mereka ‘memerangi’ Trump lewat lagu.
Tidak hanya satu, mereka membuat proyek 30 hari, di mana setiap harinya satu artis akan merilis sebuah lagu kampanye anti-Trump. Proyek bertajuk '30 Days, 30 Songs' itu dibuka dengan lagu
Million Dollar Loan yang dibuat oleh band beraliran alternative rock, Death Cab For Cutie.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagu pertama dirilis Death Cab For Cutie pada Senin (10/10) pagi. Momennya tepat, karena malam harinya warga Amerika menyaksikan debat dua capres, Trump dan Hillary Clinton. Nantinya, lagu baru akan dirilis pada waktu yang sama setiap harinya, yakni pukul 09.00 waktu Amerika bagian timur atau 20.00 WIB.
Selain Death Cab For Cutie, musisi lain yang akan berpartisipasi dalam proyek itu di antaranya adalah personel band rock My Morning Jacket Jim James, penyanyi rock Aimee Mann, Clipping, dan anggota band Thao and the Get Down Stay Down Thao Nguyen.
Vokalis sekaligus gitaris Death Cab For Cutie, Ben Gibbard menuturkan bahwa lirik
Million Dollar Loan menggambarkan ‘ketulian’ Trump saat ia mendaki nominasi Partai Republik.
"Saat berkampanye di New Hampshire tahun lalu, dia berusaha menyebut dirinya sebagai seorang yang berhasil membentuk dirinya sendiri dengan mengklaim dia membangun kekayaannya hanya dengan 'pinjaman kecil satu juta dolar' dari ayahnya. Bukan hanya pernyataannya yang terbukti tak benar, dia juga sangat kurang ajar soal itu. Sangat menjijikkan buat saya,” ujar Ben, dikutip
NME.
Ia menambahkan, "Donald Trump telah berulang kali menunjukkan bahwa dia tidak layak mendapat kehormatan dan tanggung jawab menjadi Presiden AS, dan tidak dalam suatu cara atau bentuk apapun untuk mewakili apa yang benar-benar ingin diperbuat negara ini. Dia berada di bawah kita."
Dalam situs resmi '30 Days, 30 Songs,' seluruh musisi menulis, "Sebagai seniman, kami bersatu dalam keinginan untuk bersuara melawan kampanye Donald Trump yang bodoh, memecah-belah, dan penuh kebencian. Kami tidak akan ditipu oleh liuk retorik Trump, oleh bualan, kebohongan, dan harapan palsunya."
Mereka melanjutkan, "Dia menunjukkan karakternya dari waktu ke waktu, dan fakta dari pencalonannya yang merupakan sebuah kesuraman bagi negeri ini.”
Menurut para musisi itu, perkataan Trump menghasut kebencian dan merayakan ketidakadilan. “Yang paling mengganggu adalah, sepanjang tahun lalu, negara ini jadi terbiasa dengan banyaknya kekejian dari retorik dan benihnya, serangannya terhadap para wanita, orang Meksiko-Amerika, para muslim, dan orang-orang tunadaksa.”
Semua lagu proyek '30 Days, 30 Songs' itu bisa dibeli di
iTunes. Seluruh hasil penjualan lagu akan diberikan kepada Center for Popular Democracy dan untuk mendukung Universal Voter Registration in America.
[Gambas:Youtube] (rsa)