Jakarta, CNN Indonesia -- Pekan lalu, Lady Gaga baru menandai kembalinya ke industri musik lewat album terbaru,
Joanne. Album itu dirilis selang tiga tahun sejak
Artpop yang dikeluarkan 2013.
Dalam proses menuju album barunya itu, mengutip
Contact Music, sang pelantun
Perfect Illusion mengaku dirinya sangat tertekan dengan hidup yang dihadapi di dunia musik.
"Saya tidak bisa melihat kemampuan dan bakat saya sendiri. Dan ketika Anda kehilangan pemahaman, Anda hanya dapat berputar di sana," katanya mencurahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena tekanan itu, Gaga bahkan sempat berpikir untuk menyudahi saja kariernya sebagai musisi.
"Tapi tahukah Anda, bagi dunia ’berhenti bermusik' berarti satu hal dan bagi saya itu berarti hal lain. Maksud saya dengan ‘berhenti bermusik’ adalah sebagai perlawanan yang terjadi pada diri saya sendiri, yang mungkin membuat saya benar-benar bahagia," ujarnya.
Beberapa waktu sebelum merilis album barunya itu, penyanyi yang dijuluki sebagai Mother Monster itu juga mengaku ia sempat bergulat dengan obat-obatan untuk mengatasi depresi dan gangguan kecemasan. Itu dialaminya karena ketenaran yang begitu cepat ia dapat.
"Saya merasa lelah dan saya seperti orang sekarat. Tak lama setelah merilis album terakhir, 2013 lalu. Saya rasa butuh waktu untuk menstabilkan ini. Saya minum obat. Tapi saya tidak mengatakan saya merasa sepenuhnya lebih baik karena obat-obatan," katanya pada Mirror.
Gaga akhirnya mampu bertarung dengan rasa cemasnya. Ia pun mampu meyakinkan diri dan mengubah pikirannya untuk tetap bermusik. Hanya tujuannya yang kini berubah. Tidak lagi untuk kebutuhan bisnis, melainkan lebih untuk sesuatu yang bisa ia nikmati sendiri.
"Ketika Anda menjadi terkenal dan Anda menjadi bintang, ada beberapa hal lain yang mulai terjadi. Anda harus bekerja dengan sistem, terutama dengan industri musik saat ini yang begitu berbeda," kata penyanyi yang berusia 30 tahun ini.
Lebih lanjut ia pun menambahkan, "Anda harus berurusan dengan perang streaming dan itu mimpi buruk yang sesungguhnya yang harus dihadapi sebagai seniman. Itu bukan tentang musik tapi semua tentang bisnis, dan itu bukanlah diri saya sesungguhnya."
(rsa)