Jakarta, CNN Indonesia -- Disebut-sebut, Kanye West punya alasan tersendiri di balik pengakuannya yang mendukung Donald Trump. Pengakuan mengejutkan itu disampaikan Kanye di tengah tur Saint Pablo-nya, di SAP Center di San Jose. Ia mengaku menyukai pendekatan Trump saat debat capres lalu.
Sumber dalam menyebutkan, itu dilakukan salah satunya karena Kanye berencana tampil di inagurasi pelantikan Trump, seperti dahulu Beyonce pernah tampil untuk Barack Obama.
“Kanye tidak masalah nge-rap dan tampil di inagurasi Trump. Dia pikir itu akan menjadi epik. Dia juga menyukai fakta bahwa Trump mengubah permainan politik seperti yang kita tahu,” ujar salah satu sumber HollywoodLife, yang dikutip dari
Ace Showbiz.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, keinginan Kanye itu belum bersambut. Satu-satunya hal yang menghalanginya adalah undangan resmi dari sang presiden terpilih. “Dia ingin presiden yang terpilih itu memintanya!” kata sumber yang sama. Sebenarnya, Kanye tak masalah tampil kontroversial.
“Dia [Kanye] suka saja langsung muncul, tanpa pengumuman, dan jadi pusat perhatian sementara Trump disumpah. Tapi karena sang Yeezy menghormati kantor negara, dan untuk Trump, dia lebih memilih diundang secara personal,” ujar sumber itu lagi, menambahkan.
Kanye bahkan mengaku tidak peduli soal citra klan Kardashian setelah dirinya terang-terangan menyatakan dukungan terhadap Trump kini. Padahal sebelumnya, sang istri Kim Kardashian sempat meralat dukungannya terhadap Trump. Padahal juga, Kanye langsung disoraki dan dilempari barang-barang saat di panggung menyatakan dukungannya pada Trump.
“Dia tahu tidak mungkin untuk membuat semua orang senang dan percaya dia punya hak untuk mendukung siapa pun presiden yang dia pilih,” tutur sumber itu, membela Kanye.
Pelantikan Trump yang ingin didatangi Kanye, rencananya digelar pada Jumat, 10 Januari 2017 di Washington DC. Belum ada daftar siapa saja yang akan diundang dan tampil di sana.
Sebelumnya, Vince Neil mengungkapkan dirinya tidak diundang datang ke acara itu. “Saya meminta terlibat di inagurasi, sekitar dua bulan lalu, entah dia menang atau tidak. Kami tidak tahu juga siapa yang akan menang. Kami bilang, ‘Tentu saja!’ Jadi saya ingin main di inagurasi. Kami—band dan kru—sudah memberikan paspor kepada Secret Service,” katanya.
Kepada TMZ ia melanjutkan, “Sejauh ini, saya pikir kami akan main. Kami diundang. Tapi kemudian ternyata ketika Republik yang menang, kami jadi tidak undang.”
Ia pikir, saat diundang, siapa pun yang menang ia akan tetap main. “Itu tetap akan menjadi pesta yang besar, kan? Tapi sepertinya tidak. Saya rasa masih ada agenda politik yang terlibat dalam pemilihan band yang akan main. Saya benar-benar berpikir begitu,” ujarnya.
(rsa)