Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika beberapa pihak di Amerika Serikat kebingungan menentukan tempat pelarian pasca kemenangan Donald Trump, aktor kaliber Oscar Robert DeNiro justru mendapatkan suaka dari sebuah kota di selatan Italia.
Wali Kota Ferrazzano Antonio Cerio menyatakan sangat bergembira bila DeNiro mengikuti jejak kakek buyutnya: menjadi penghuni kota kecil tersebut.
"Bila setelah kekecewaan akibat Trump, DeNiro ingin mencari perlindungan di kota ini, kami dengan sangat terbuka dan gembira menyambutnya," kata Cerio, dilansir AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferrazzano adalah kampung halaman kakek buyut DeNiro sebelum kemudian pindah ke Amerika Serikat pada 1890.
Fakta ini baru diketahui publik setelah DeNiro menceritakan asal usulnya di acara bincang-bincang dengan Jimmy Kimmel, baru-baru ini.
DeNiro mengaku memiliki darah Italia, tepatnya dari Ferrazzano. Dan pemain
Meet the Fockers tersebut juga mengaku sebagai penduduk Italia.
"Saya akan sangat mungkin pindah ke sana," kata DeNiro sembari tersenyum saat ditanya rencananya ketika Trump memenangkan pemilihan pada 8 November lalu.
"Ini akan menjadi sebuah kehormatan besar dan kebahagiaan bagi kami menerima DeNiro," kata Cerio yang memimpin kota berpenduduk tiga ribu jiwa tersebut.
DeNiro secara terang-terangan mengungkapkan ketidaksukaannya pada bintang
The Apprentice tersebut. Ia bahkan menyebut taipan
real-estate itu 'tak berguna,' 'babi' dan 'idiot.'
Sebelum pemilihan, DeNiro sempat berniat meninju muka Trump. Namun sepertinya niat tersebut harus diurungkan setelah pemilu elektoral menyatakan Trump mencapai minimal 270
electoral vote dan menang atas Hillary Clinton. Ini berarti Trump adalah Presiden Amerika Serikat selanjutnya.
"Saya tidak bisa meninjunya saat ini, ia menjadi Presiden. Dan saya harus menghargai posisi tersebut," kata DeNiro dalam acara bincang-bincang tersebut.
"Mungkin dia [Obama] yang akan melakukannya saat bertemu Trump," lanjut DeNiro.
Beragam aksi protes digelar di Amerika Serikat usai Trump memenangkan pemilu mengalahkan Hillary. Beberapa melakukan demo dan aksi, salah satunya di New York.
Di kota yang dijuluki Big Apple itu, para demonstran membagikan peniti ke masyarakat sebagai simbol aksi anti-Trump. Peniti dipilih sebagai lambang keselamatan dan perlindungan.
(vga/vga)