Jakarta, CNN Indonesia -- Carrie Fisher kembali menjadi pemberitaan utama di banyak media. Bukan lagi karena serangan jantung di pesawat seperti yang menerpanya menjelang Natal kemarin. Bukan pula karena skandalnya dengan Harrison Ford di lokasi syuting.
Fisher, pemeran Princess Leia di film
Star Wars, meninggal pada Selasa (27/12) pagi waktu Amerika. Padahal setelah serangan jantungnya dalam penerbangan dari London ke Los Angeles, ia sempat membaik dan stabil.
Kabar kematian Fisher disampaikan oleh juru bicara keluarganya, Simon Halls. “Dengan duka mendalam Billie Lourd menyampaikan bahwa ibunya tercinta, Carrie Fisher telah meninggal dunia pukul 08.55 pagi ini,” katanya menerangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar itu langsung menjadi berita utama.
Hal yang sudah akrab dengan Fisher bahkan sejak ia masih dalam kandungan. Fisher lahir dari keluarga yang sudah akrab dengan sorot kamera. Ia 'putri galaksi hiburan.' Orang tuanya adalah Debbie Reynolds dan Eddie Fisher, pasangan aktris dan penyanyi.
Pada Maret 1956, tujuh bulan sebelum ia lahir pada 21 Oktober 1956, berita tentangnya sudah menghiasi halaman utama surat kabar. Los Angeles Time kala itu menuliskan, ‘Debbie, Eddie akan Menyambut Buah Hati di Bulan November.’
Tapi saat akhirnya lahir, Fisher justru menjadi kutu buku. Masa kecilnya, setelah pada usia dua tahun harus menghadapi perceraian orang tuanya, lebih banyak dihabiskan di balik buku. Favoritnya adalah sastra klasik dan puisi.
Fisher remaja lebih terbuka. Ia mengenyam pendidikan di Beverly Hills High School, SMA-nya anak-anak Beverly Hills yang modern dan kelas atas. Di sana ia mulai mengeksplorasi bakat seninya. Pada usia 15 tahun, Fisher tampil secara perdana di Broadway. Ibunya menjadi pemain, sementara ia penyanyi.
Lebih sibuk menjadi artis, ia pun tak tamat sekolah. Tak jarang ia mencoba melanjutkan studinya. Pada 1973 misalnya, ia masuk Central School of Speech and Drama di London. Tapi ia hanya bertahan selama 18 bulan karena sibuk.
Lima tahun kemudian, Fisher masuk Sarah Lawrence College. Lagi-lagi ia tidak lulus. Sebelum sempat menuntaskan studi, ia sudah terpanggil untuk
Star Wars.Itu seperti ‘awal baru’ bagi hidupnya. Karakter yang ia mainkan, ikonik dengan dua rambut cepol di kanan dan kiri, identik dengan dirinya sampai sekarang. Saat itu, 1977, usia Fisher masih 21 tahun. Tapi ia sudah beradu akting dengan aktor senior seperti Mark Hamill dan Harrison Ford.
Dalam film George Lucas yang belakangan dikenal berjudul
Star Wars: Episode IV—A New Hope itulah ia punya skandal dengan Ford di lokasi syuting. “Sangat intense. Kami menjadi Han [Han Solo, karakter yang dimainkan Ford] dan Leia di hari kerja serta Carrie dan Harrison di akhir pekan,” ungkap Fisher.
Tapi skandal itu belakangan diakuinya hanya nafsu belaka. Dan itu baru terungkap dalam buku autobiografinya
The Princess Diarist yang rilis 2016. Selama hampir 40 tahun, ia menyimpan skandal dengan pria menikah itu.
Baru-baru ini keduanya kembali menjadi Princess Leia dan Han Solo dalam
Star Wars: The Force Awakens, film
Star Wars baru setelah LucasFilm dibeli Disney.
Satu skandal tidak mengubah hidup Fisher yang penuh karya dan talenta.
Sebelum
Star Wars ia sebelumnya punya film debut di bawah produksi Columbia Pictures, berjudul
Shampoo. Tapi memang Star Wars adalah titik awal kesuksesannya. Setelah itu ia tampil di banyak seri televisi maupun film.
When Harry Met Sally... misalnya. Masih banyak lagi.
Hampir setiap tahun ia punya film. Fisher bahkan masih dijadwalkan tampil dalam
Star Wars: Episode VIII yang bakal dirilis 2017 mendatang. Ia masih menjadi Princess Leia. Film itu kini sedang dsalam masa pascaproduksi.
Sederet selebriti gaek pernah bermain dengannya, termsuk Meryl Streep.
Di layar kaca, ia pernah menjadi lawan main Ringo Starr dalam program berjudul
Ringo. HBO juga pernah membuatkannya dokumenter yang didasarkan pada penampilan Fisher,
Wishful Drinking. Selain itu, Fisher juga masih aktif tampil di panggung, setidaknya sampai 2008. Ia juga dikenal menulis buku.
Novelnya termasuk
Postcards from the Edge, Surrender the Pink, Delusions of Grandma, Hollywood Moms, dan
The Best Awful There Is. Ia juga menulis nonfiksi berjudul
Wishful Drinking, Shockaholic, dan
The Princess Diarist.Fisher juga jago membuat skenario. Ia menulis
Postcards from the Edge, These Old Broads, E-Girl, Sister Act, Last Action Hero, dan
The Wedding Singer.Tapi hidup Fisher tak selamanya mulus. Ia juga pernah terjerat gangguan kepribadian bipolar dan ketergantungan pada kokain serta obat-obat resep. Menurutnya, menggunakan obat-obatan merupakan bentuk dari penyembuhan diri sendiri.
Seorang pelobi pernah ditemukan meninggal di rumash Fisher di California pada 2005, akibat kokain. Fisher saat itu mengakui, ia memang kembali terbelit obat-obatan tahun itu. Tapi pada akhirnya ia berhasil ‘membersihkan’ diri.
Fisher pernah menikah dengan Paul Simon pada 1983, tapi hanya bertahan setahun. Ia kemudian hidup bersama pasangan jangka panjangnya, Bryan Lourd sejak 1991 sampai 1994. Dari Lourd ia memiliki anak, Billie Lourd.
Kematian Fisher meninggalkan sang putra, tiga saudara, dan ibunya.
(rsa)