Jejalan Buku di Sela Rak Salon di Pinggiran Afrika

CNN Indonesia
Rabu, 04 Jan 2017 13:24 WIB
Seorang penjaga perpustakaan, Chantal Adjiman memanfaatkan kesukaan perempuan Afrika ke salon, untuk mengenalkan mereka dengan buku.
Ilustrasi rak buku. (Dok. Ubud Writers & Readers Festival/Anggara Mahendra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan-perempuan di Ivory Coast lebih banyak menghabiskan waktu mereka di salon ketimbang mengerjakan sesuatu yang positif. Maka Chantal Adjiman yang juga seorang perempuan, memanfaatkan salon kecantikan untuk menggerakkan minat baca mereka.

Adjiman sendiri seorang penjaga perpustakaan. Tapi tidak semua perempuan di sana penuh intelektual seperti dirinya. Beberapa di antara mereka bahkan belum bisa membaca.

Kini di rak-rak yang ada, terhimpit rambut palsu, krim, dan losion pelurus rambut, terjejal buku-buku. Sudah ada setidaknya 23 salon kecantikan yang selain menawarkan pengunjungnya treatment rambut, juga memberi kesempatan bagi mereka untuk membaca.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku-buku itu sendiri dipinjam dari Perpustakaan Nasional.

“Perpustakaan, secara praktis, bukan sesuatu yang eksis di lingkungan kami. Kalau pun ada satu, itu pun jarang punya pengunjung, dan jarang sekali perempuan,” ujar Adjiman, yang sudah menggagas proyek ‘menjejalkan buku ke rak salon’ sejak 2012 lalu.

Para perempuan di sana bukan ‘alergi’ pada buku. Mereka nyaris tak punya waktu, karena harus menyeimbangkan hari di tengah kesibukan bekerja dan mengurus anak. Maka Adjiman berpikir, mungkin lebih baik meletakkan buku-buku itu di tempat yang tidak biasa.

Bukan di perpustakaan, melainkan tempat yang biasa didatangi perempuan itu: salon.

“Perempuan di Ivory ini penyuka penampilan yang memikat. Mereka bisa menghabiskan lebih dari satu setengah jam di salon kecantikan,” kata Adjiman yang memahami perempuan Afrika.

Beruntung, seperti dilaporkan AFP, Perpustakaan Nasional mendukung idenya.

Strategi mendekatkan buku itu rupanya efektif. Kini melihat perempuan duduk di luar salon, yang berlokasi di tengah pasar, untuk membaca bukan hal aneh. “Saya tidak punya uang untuk beli buku, jadi saya sering datang ke sini hanya untuk membaca,” kata perempuan itu.

Di dalam salon, tampak perempuan lain, sementara rambutnya tengah dirawat, jarinya membalik halaman novel. Pemilik salon, Benedicte Ouguehi mengatakan, meletakkan buku di salon ternyata bisa menarik pelanggan baru. Terkadang, Ouguehi menuturkan, bahkan ada pekerja dari salon lain, mampir ke tempatnya, hanya untuk meminjam buku untuk kliennya.

“Perempuan [biasanya] bergosip di salon, saya lebih memilih mereka melakukan sesuatu yang lebih berpendidikan,” kata pemilik salon lain, Justine Inagohi, yang langsung mengatakan dirinya setuju pada ide Adjiman sejak pertama kali mendengarnya.

Inagohi sendiri sudah berusia 66 tahun. Tapi bukan berarti ia apatis pada pendidikan.

Di salonnya, ia bahkan punya sudut baca tersendiri untuk anak-anak. Biasanya anak-anak yang menemani orang tuanya ke salon yang menggunakan sudut itu dengan nyaman. Atau, anak-anak yang memang tinggal di mana bangunan salonnya berdiri. Mereka menikmatinya.

Dengan adanya buku itu memberi perempuan-perempuan yang tidak bisa membaca, gairah untuk belajar. Bahkan, para pria pun mulai berdatangan ke salon hanya untuk meminjam buku. “Orang-orang Ivory suka membaca tapi tidak punya akses ke buku,” kata Adjiman.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER