Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia berpartisipasi dalam ajang Asia Pacific Broadcasting Union International Dance Festival (AIDF). Tahun ini, sembilan penari remaja yang tergabung dalam Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company ditunjuk LPP RRI sebagai perwakilan dengan mengangkat tema keberagaman budaya dalam tarian.
Rusdy Rukmarata, Direktur Artistik EKI Dance Company memaparkan, timnya yang terdiri dari sembilan penari berusia 16 hingga 23 tahun ini akan menyajikan dua nomor tarian, yakni Bala Turangga dan Kabaret Baliano. Ia mengaku memilih Bala Turangga karena ini merupakan tarian yang terinspirasi dari pasukan Bhayangkari, pasukan elite berkuda dari era Majapahit.
Rusdy berpandangan, Bala Turangga memamerkan gerakan tarian Jawa yang dibalut dengan musik yang dinamis, sehingga akan mampu menghadirkan suasana mistis saat datangnya pasukan kuda tersebut. Riasannya pun menggabungkan antara berbagai budaya Indonesia yang ditampilkan dengan gaya modern.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Bala Turangga itu ada latar belakang yang mungkin sangat sederhana. Saya pernah melihat jaran kepang (kuda lumping). Ada satu atraksi yang di mana kalau aslinya jaran kepang itu kan kesurupan, itu pernah saya lihat dan sangat menarik. Makanya, ada di tarian ini yang sepertinya kesurupan dengan pecut," ujarnya dalam geladi bersih di sanggar EKI Dance, Jakarta Selatan, Selasa (10/1) malam.
Selain itu, Rusdy ingin menyampaikan pesan bahwa dari dulu di kerajaan-kerajaan tua di Indonesia sudah memiliki pasukan wanita. Hal itu tercermin dengan gerakan tarian penari wanita yang tidak kalah intens dengan penari pria. Kostum, properti mainan berbentuk kuda, dan riasan antara penari wanita dan pria pun tidak begitu berbeda.
Sementara tari Kabaret Baliano, papar Rusdy, terinspirasi dari tari Legong dan Pendet Bali yang dipadukan dengan gerak tari modern, sehingga dapat menjadi sajian yang akan menawan penonton internasional. Ia menuturkan, kostum dan tata riasnya mengambil dasar-dasar baju tradisional Bali yang telah dikenal di seluruh dunia dengan keunikannya, disesuaikan dengan gaya modern.
"Dalam tarian ini terlihat keragaman budaya dari segi gerak, kostum, maupun make up yang sedemikian rupa memadukan berbagai unsur budaya Indonesia yang digarap secara modern hingga dapat dinikmati publik internasional," katanya.
Presiden Direktur EKI Dance Company Aiko Senosoenoto berencana menjadikan ajang ini sebagai kesempatan untuk mengenalkan Indonesia sebagai negara yang terbuka, memiliki keberagaman budaya. Menurutnya, masyarakat di seluruh Tanah Air dapat hidup dan tumbuh bersama.
"Kekayaan sesungguhnya yang perlu dibanggakan dan dirawat adalah keberagaman budaya dan kekhasan pola hidup, cara pandang masyarakat Indonesia yang sangat terbuka, hangat, sehingga memungkinkan keberagaman itu terus ada. Kekayaan alam seperti hutan, minyak dan gas bumi, emas, dan yang lainnya, menjadi tidak ada artinya jika manusianya tidak lagi bisa menerima, merawat, dan merayakan keberagaman," katanya.
Latihan intensDalam menata koreografi kedua tarian ini, Rusdy mengaku dibantu oleh asisten koreografer Takako Leen dan Siswanto Kojack Kodrata. Sedangkan musiknya diaransemen komposer kondang Oni Krisnerwinto.
 Latihan sebagai persiapan menuju festival tari Asia Pasifik yang dilakukan para penari EKI Dance Company. (Foto: CNN Indonesia/Resty Armenia) |
"Proses koreografi sampai jadi ini cukup memakan waktu satu sampai satu setengah bulan," ujarnya.
Ia melanjutkan, "Kami sebenarnya ingin menampilkan sesuatu yang khas dari Indonesia. Kami pilih Bala Turangga dan Kabaret Baliano karena kami merasa tarian ini khas Indonesia, ada di mana-mana, tapi mungkin belum terlalu terekspos di dunia internasional."
Salah satu anggota penari EKI Dance Company yang akan ikut serta ke India, Nala Amrytha, mengaku mengebut latihan secara intens selama tiga bulan penuh. Tak hanya berlatih dan menghafal gerakan Bala Turangga dan Kabaret Baliano, ia juga harus latihan tari Bali. Padahal, ia dan kedelapan rekannya merupakan penari beraliran umum yang biasanya berlatih tari balet dan kontemporer.
 Tari Bala Turangga merupakan tarian yang terinspirasi dari pasukan Bhayangkari, pasukan elite berkuda dari Majapahit. (Foto: CNN Indonesia/Resty Armenia) |
"Yang paling sulit itu harus belajar tari tradisional, mencapai bentuk-bentuknya itu, karena sehari-hari tidak belajar itu. Harus belajar mencapai bentuk itu. Selain itu, bagian tersulit adalah belajar sendiri tanpa senior, padahal biasanya kami bergantung kepada senior," katanya.
Selain kesulitan-kesulitan itu, Nala pun mengaku harus banyak memperkuat staminanya. Menurutnya, tarian Kabaret Baliano sangat menguras ketahanan fisik.
"Apalagi tarian ke-dua, ketika awal belajar sampai bagian tengah itu sudah tidak kuat, tidak seimbang, konsentrasi hilang, dan lain-lain, karena staminanya kurang. Makanya ada kelas fisik juga, body conditioning seminggu sekali, push up depan, samping, dan lain-lain," ujarnya.
Pada perhelatan perdananya ini, AIDF digelar di Auditorium Shilpakala Vedika, Kota Hyderabad Telangana, India pada Minggu (15/1) mendatang. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan budaya khas di wilayah Asia Pasifik melalui tari. Selain Indonesia, akan tampil juga tarian dari Afghanistan, Azerbaijan, Fiji, India, Maldives, Mongolia, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
 Tari kabaret Baliano terinspirasi dari tari Legong dan Pendet Bali yang dipadukan dengan gerak tari modern. (Foto: CNN Indonesia/Resty Armenia) |