Jakarta, CNN Indonesia -- Bangkutaman sejatinya merupakan pemain lama di belantika musik independen Indonesia. Band asal Yogyakarta itu didirikan pada 1999. Awalnya grup itu bernama The Garage Flower. Setelah bergonta-ganti formasi, mereka akhirnya berubah menjadi bangkutaman, yang kini beranggotakan Irwin Ardy (gitar, vokal), Wahyu ‘Acum’ (gitar, vokal), Madava (bass, vokal), Christo Putra (drum) dan Topan Daru (synthesizer, drum).
[Gambas:Video CNN]Panggung pertamanya di kantin kampus Sanata Dharma, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idealisme bangkutaman membuat lagu-lagu indie-pop dan brit-pop yang mereka bawakan mulanya asing. Nuansa musiknya
atmospheric. Lirik-liriknya mengantarkan imajinasi pada realita kehidupan. Itu diwarnai distorsi gitar ala rock n’ roll ala ’70-an.
Band tahun 1960-1970 seperti The Velvet Underground, The Rain Parade, The Byrds, Led Zeppelin, Cream, The Beach Boys, Bob Dylan, Donovan, The Monkees, The Doors, dan The Who menjadi inspirasi mereka. Hanya segelintir pemuda Yogyakarta yang akrab dengan lagu itu.
Namun pada 2001, bangkutaman akhirnya berhasil membuat mini album yang berisi empat lagu. Hingga kini, akhirnya bangkutaman menjelma menjadi profesional. Meski begitu, mereka tetap dengan prinsipnya: DIY. Bukan Daerah Istimewa Yogyakarta, melainkan
Do It Yourself.
Beberapa album telah dirilis semenjak itu. Salah satu yang terbaru berjudul
Rileks, yang dirilis 2016. Lagu-lagunya yang terkenal di album ini termasuk
Hei Angin, Pekerja dan
Lelaki (dan Hidupnya).
Setelah 18 tahun bermusik, bangkutaman kembali merilis album baru yang bertajuk
Ode Buat Kota. Diproduksi di bawah naungan Jangan Marah Record, album itu berisi 10 lagu. Album itu dirilis pertama pada 2010 lalu--dalam bentuk CD--kemudian dirilis kembali pada 2015--dalam bentuk piringan hitam.
Hampir dua dekade tidak membuat bangkutaman kehilangan karakter dasarnya. Mereka masih bicara tentang kehidupan. ‘Ode,’ yang menjadi kata kunci album baru mereka, adalah cara bangkutaman menceritakan Jakarta dengan satire. Mereka mengingat kembali bagaimana dahulu hijrah mengadu nasib dari Yogyakarta ke Ibu Kota, berjejalan di kereta ekonomi.
Ode Buat Jakarta, salah satu lagunya, merefleksikan narasi kehidupan yang mendalam. Bangkutaman bahkan pernah mempersembahkan piringan hitam atau vinil lagunya itu untuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang pada 2015 masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Sebuah
milestone yang sangat bermakna bagi kami untuk bisa mempersembahkan sebuah karya melalui OBK. Terima kasih Pak Ahok, atas kesediaannya menerima karya yang kami persembahkan untuk Jakarta, Ode Buat Kota,“ tulis mereka di akun Twitter @bangkutaman.
Kini, tema sosial dan kegelisahan hidup pun mereka rangkum dalam mini album yang sempat mengantarkan mereka ke panggung internasional.
Lewat album itu, bangkutaman yang nyaris bubar kembali bersuara, bahkan kali ini sampai terdengar ke Singapura, Inggris, Nebraska, dan New York. Kini bangkutaman tampil di Music at Newsroom CNNIndonesia.com. Saksikan penampilan mereka, Rabu (18/1) pukul 14.00-15.00.