Haruki Murakami, Penerjemah Nyanyian Angin

CNN Indonesia
Minggu, 15 Jan 2017 09:18 WIB
Haruki Murakami genap berusia 68 tahun pada tanggal 12 Januari lalu. Dia dipandang sebagai orang yang berpengaruh dalam literasi postmodern.
Haruki Murakami dikenal sebagai salah satu novelis terbaik dunia yang masih hidup dengan karya serta pencapaiannya. (AFP PHOTO / MICHAL CIZEK)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak ada yang bisa menerjemahkan nyanyian angin selain Haruki Murakami. Mendengar pukulan cepat Dave Hilton, pemain bisbol asal Amerika saja sudah bisa membuatnya menghasilkan novel fenomenal.

Murakami--yang kini dikenal sebagai novelis kebanggaan asal Jepang--disebut-sebut mengawali kariernya dengan duduk di bangku Stadion Jingu pada 1978. Saat itu ia menonton pertandingan bisbol populer antara Yakult Swallows dan Hiroshima Carp.

Situs resmi Haruki Murakami menceritakan, "Saat Hilton memukul double secara cepat, Murakami langsung menyadari dia bisa menulis novel."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepulangnya ke rumah, Murakami langsung menulis Hear the Wind Sing, yang diterbitkan setahun kemudian. Butuh beberapa bulan dan banyak lembar coretan di bar untuk menghasilkan novel itu. Namun upaya pria kelahiran 12 Januari 1949 itu tak sia-sia.

Karya pertamanya itu langsung menang sebagai juara pertama Gunzou Literature Prize pada 1979.

Padahal novelis jenius yang sudah dua kali dinominasikan memeroleh Nobel Sastra itu mulanya hanya anak muda Kyoto biasa. Ia lahir dari pasangan pemuka agama Budha dan anak pedagang di Osaka.

Tapi Murakami dibesarkan dengan banyak pengaruh budaya Barat. Berpindah-pindah dari Shukugawa, Ashiya dan Kobe, ia banyak mendengar musik dan membaca literatur. Orang tuanya memelajari literatur Jepang. Murakami pun jadi suka membaca berbagai karya penulis, terutama asal Amerika seperti Kurt Vonnegut, Richard Brautigan dan Jack Kerouac.

Menjelang dewasa, Murakami pindah ke Tokyo untuk menimba ilmu di Universitas Waseda. Ia mengambil jurusan drama, tempat yang juga menjadi saksi pertama pertemuannya dengan sang istri, Yoko.

Murakami memulai pekerjaan pertamanya di toko kaset, seperti Toru Watanabe, narator dari novelnya Norwegian Wood. Tak lama setelah menyelesaikan studinya, Murakami membuka kedai kopi dan bar jazz, The Peter Cat di Kokunbuji, Tokyo, yang ia jalani bersama sang istri sejak 1974 hingga 1978. Sampai ia menyadari dirinya mampu menulis novel brilian.

Kini Murakami dikenal sebagai novelis dengan karya fiksi dan nonfiksi yang telah menerima banyak klaim kritikus serta sejumlah penghargaan internasional.

Di Jepang sendiri, novelnya sering dikritik oleh Badan Literatur Jepang sebagai karya yang surealistis dan melankolis atau fatalistis. Temanya banyak soal kesendirian dan pengasingan.

Sementara oleh dunia luar, Murakami dipandang sebagai orang yang berpengaruh dalam literasi postmodern. Oleh Guardian misalnya, ia disebut sebagai novelis terbaik dunia yang masih hidup dengan karya serta pencapaiannya.

Tulisan ini dibuat sebagai penghargaan atas pencapaian novelis yang genap berusia 68 tahun pada Kamis (12/1) lalu.

Karier di Dunia Literasi

Murakami sendiri tidak terlalu peduli apa kata orang. Ia hanya peduli soal menulis. Setelah sukses dengan novel pertamanya Hear the Wind Sing, gairahnya untuk kembali menulis pun terdorong. Hanya setahun setelah novel pertamanya terbit, ia merilis sekuelnya Pinball, 1973 dan A Wild Sheep Chase. Ketiganya kemudian dikenal sebagai Trilogy of the Rat.

Tapi baru novel ke-tiganya yang diterjemahkan ke bahasa Inggris. Alfred Birnbaum sang penerjemah menambahkan catatan ekstensif. Buku itu diterbitkan Kodansha sebagai bagian dari serial untuk mahasiswa Jepang yang ingin belajar Bahasa Inggris.

Murakami menganggap dua novel pertamanya 'lemah,' dan belum bersemangat untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

A Wild Sheep Chase, ujar Murakami, merupakan "buku pertama di mana saya dapat merasakan semacam sensasi, rasa senang menuliskan cerita. Ketika Anda membaca cerita bagus, Anda terus membacanya. Ketika saya menulis cerita bagus, saya juga terus membacanya."

Hingga kini ia telah menulis novel Hard-Boiled Wonderland and the End of the World, Norwegian Wood, Dance Dance Dance, South of the Border, West of the Sun, The Wind-Up Bird Chronicle, Sputnik Sweetheart, Kafka on the Shore, After Dark, 1Q84, dan Colorless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimage.

Murakami juga menulis koleksi cerita pendek seperti The Elephant Vanishes, After the Quake, Blind Willow, Sleeping Woman, dan sebuah cerita ilustrasi, The Strange Library.

Selain itu, Murakami telah menulis beberapa karya nonfiksi. Itu dilakukannya setelah gempa Hanshin dan serangan gas sarin di kereta bawah tanah Tokyo pada 1995. Ia mewawancarai korban yang masih hidup dengan pemuka agama yang bertanggung jawab. Dari situ ia menerbitkan dua buku nonfiksi. Ia juga menulis serangkaian esai pribadi:What I Talk About When I Talk About Running.

Buku Haruki Murakami sangat populer di generasi millenials yang menganggapnya pahlawan literatur postmodern.Foto: AFP PHOTO / KAZUHIRO NOGI
Buku Haruki Murakami sangat populer di generasi millenials yang menganggapnya pahlawan literatur postmodern.

Mengibarkan Sayap ke Luar Jepang

Pada 1985, Murakami menulis Hard-Boiled Wonderland and the End of the World, cerita fantasi yang membawanya ke level yang lebih tinggi.

Murakami mendapat terobosan besar dan pengakuan nasional pada 1987 dengan publikasi Norwegian Wood, cerita nostalgia tentang kehilangan dan seksualitas. Buku itu terjual jutaan kopi di antara anak-anak muda Jepang, yang kemudian membuat Murakami menjadi superstar literatur di negaranya sendiri.

Buku itu dicetak dalam dua volume terpisah. Satu buku bersampul hijau, satunya lagi bersampul merah.

Pada 1986, Murakami meninggalkan Jepang dan berpergian ke seluruh Eropa, serta menetap di Amerika Serikat. Ia bekerja dengan menulis di Universitas Princeton di Princeton, New Jersey, Universitas Tuft di Medford, Massachussetts, dan Universitas Havard di Cambridge, Massachussetts.

Dalam waktu yang sama ia menulis South of the Border, West of the Sun, dan The Wind-Up Bird Chronicle. Pada 1995, ia menerbitkannya menjadi sebuah novel yang memadukan realita dan fantasi, dan mengandung elemen kekerasan.

Novel itu disebut-sebut berhasil menyadarkan orang banyak ketimbang tulisan-tulisan sebelumnya, mengenai kejahatan perang di Manchukuo (China Utara). Karyanya itu pun memenangkan Piala Yomiuri yang diberikan oleh salah satu kritikusnya yang paling keras, Kenzaburo Oe--pemenang Hadiah Nobel di bidang kesusastraan pada 1994.

Gaya Penulisan hingga Inspirasi Judul Buku

Sejak kecil, Murakami banyak dipengaruhi oleh penulis barat, tidak seperti penulis-penulis Jepang yang lainnya. Meski demikian, ia juga mencoba untuk menyajikan warisan Jepang dalam setiap bukunya.

Setiap tulisannya menggunakan narasi orang-pertama untuk menolong pembaca mengerti masalah yang dihadapi oleh proantagonis. Ia mengatakan, itu karena keluarga berperan penting dalam literatur tradisional Jepang. Keluarga merupakan elemen setiap karakter utama yang mandiri menjadi manusia yang menghargai kebebasan dan kesendirian melebihi keakraban.

Meski novel-novelnya serius, Murakami juga dikenal memiliki humor yang unik. Seperti yang terlihat pada koleksi cerita pendeknya di tahun 2000 misalnya, After the Quake. Kendati cerita dalam tulisannya cukup berat, ia tetap merasa bahwa pembaca harus dihibur setelah keseriusan subjek selesai.

Karya-karya, judul dan tema novel Murakami banyak diambil dari musik klasik, seperti tiga buku The Wind-Up Bird Chronicle, The Thieving Magpie (berasal dari opera Rossini), Bird as Prophet (berasal dari judul piano Robert Schuman yang biasa dikenal sebagai The Prophet Bird), dan The Bird-Catcher (karakter dari opera Mozart The Magic Flute).

Selain itu, tak hanya terinpirasi dari musik klasik, beberapa novelnya juga mengambil judul dari lagu. Seperti, Dance, Dance, Dance (berasal dari The Dells' 1967 lagu B-side, walaupun sering diberi judul dengan Beach Boys'), Norwegian Wood (berasal dari lagu The Beatles) dan South of the Border, West of the Sun (berasal dari lagu South of the Border).

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER