Jakarta, CNN Indonesia -- Film
Bukaan 8, sesuai judulnya adalah komedi yang mengusung momen mendebarkan menjelang kelahiran. Tidak hanya saat detik-detik kelahiran, tapi bagaimana situasi yang ada di sekitar momen itu juga turut membuatnya makin menegangkan.
Inilah yang dialami dua tokoh utama sebagai calon orangtua yang menyambut kelahiran anak pertama mereka, Alam (diperankan Chicco Jerikho) dan Mia (Lala Karmela). Persoalan makin pelik, ketika kelahiran anak pertama mereka menjadi yang sangat diharapkan, terutama bagi Alam yang ingin membuktikan dirinya mampu sebagai suami yang bertanggung jawab pada keluarga sang istri yang tidak menerima ia sepenuhnya.
Hanya saja, keadaan tidak semudah itu bagi Alam. Ia harus menghadapi kesulitan demi kesulitan agar sang istri dapat melahirkan di rumah sakit dengan pelayanan terbaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai persoalan yang muncul beranjak dari hal-hal yang dekat dengan keseharian, seperti masalah finansial untuk proses kelahiran di rumah sakit yang membuat Alam rela mempertaruhkan barang-barang berharga miliknya. Persoalan itu ditambah lagi dengan beban pekerjaan dan proyek yang ia lakukan terancam gagal.
Tidak berhenti sampai di sana. Di saat bersamaan, Alam juga mesti menghadapi campur tangan mertuanya yang punya karakter tak kalah unik. Abah (diperankan Tyo Pakusadewo) dan Ambu (Sarah Sechan) yang begitu menuntut banyak hal. Kehadiran keduanya membuat suasana menjadi tak 'mudah' tapi justru lebih 'meriah'.
Pertanyaan yang diusung film ini kemudian: 'Mampukah Alam menyelesaikan masalahnya dan membuat sang istri tenang menjalani proses persalinan?"
Pemeran menjanjikanFilm
Bukaan 8, yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko (
Filosofi Kopi, Surat dari Praha) menjanjikan dengan sederetan pemeran yang punya kualitas akting tidak diragukan, dan naskah yang menggelitik.
baca berikutnya...
Setelah sepuluh menit adegan pertama, film ini seolah tidak berhenti menyiapkan momen yang mengundang tawa. Ada saja yang membuat senyum terkulum, entah itu dari tingkah dua tokoh utamanya, pemeran pendukung ataupun figuran yang menyertai mereka.
Yang menarik adalah ketika film ini secara sederhana mampu menghadirkan momen penting bagi pasangan suami dan istri menyambut kelahiran anak pertama dengan riang dan ringan. Momen penting yang sekaligus juga menjadi momen mendebarkan, karena itu akan membuat mereka sebenarnya menjadi 'orangtua' dan sosok bertanggung jawab.
Secara garis besar, cerita film yang ditulis Salman Aristo ini mampu mengisahkan realita menarik yang tak dipungkiri kerap dialami para pasangan yang akan memiliki anak. Salman fokus pada hal itu saja, dan tidak keluar jauh dari jalurnya.
Dengan pendalaman karakter yang baik, ia menggambarkan bagaimana Alam berjuang dan berusaha memenuhi tugasnya sebagai calon orang tua di tengah konflik lain yang dihadapinya. Menariknya, cerita yang digarap dengan cukup serius ini dibumbui komedi yang pas.
 Chicco Jerikho dan Lala Karmela dalam adegan Bukaan 8. (Foto: Visinema Pictures) |
Kehadiran tokoh seperti Abah dan Ambu pun menambah warna dalam kisah pasangan ini. Karakter Ambu yang cerewet dengan dialek khas sunda menjadi salah satu yang begitu memikat. Belum lagi Abah yang digambarkan mengidap penyakit stroke, tapi masih menonjolkan sikap cuek, dan juga konyol.
Kehadiran keduanya seolah merepresentasikan kondisi para mertua yang dianggap kerap dianggap ikut campur dalam kehidupan rumah tangga anaknya. Namun, peran tersebut berasa diimbangi posisi Ibu Alam (diperankan Dayu Wijayanto) yang hadir sebagai sosok bijak di tengah kondisi tersebut.
Dengan cerita sederhana yang dekat kehidupan sehari-hari ini, Angga mengemasnya dengan baik dan menunjukkan realita unik melalui kisah komedi yang tidak dilebih-lebihkan.
Selain itu, ia pun terbilang berhasil mengarahkah tiap karakter yang terlibat. Masing-masing punya porsi yang merata untuk menonjolkan aksi untuk karakter yang diperankan.
Chicco menempatkan emosinya pas sebagai seorang suami yang tengah kebingungan mencari jalan keluar terbaik untuk proses persalinan sang istri. Sementara, Lala tak kalah mencuri perhatian ketika mendalami perannya sebagai calon ibu yang segera melahirkan.
Selain cerita dan aksi para pemain, pengambilan gambar dan sinematografi yang hadir pun terasa nyata dengan detail yang cukup baik. Semuanya seolah tampil untuk mendukung suasana yang ingin disampaikan dalam cerita.
Selain tema besar tentang kelahiran yang diusungnya, Angga sebagai sutradara juga mencoba menghadirkan unsur kekinian dan kritik sosialnya. Di beberapa adegan ia menampilkan generasi milenial yang aktif di media sosial, hingga sedikit suasana kondisi perpolitikan Indonesia ketika menyinggung momen Pilkada DKI Jakarta. Itu pun menjadi salah satu bagian yang membuat Angga mampu menuangkan detail dengan baik.
Setidaknya, selain memberi gambaran menarik dari realita kehidupan yang dihadapi pasangan suami dan istri saat menanti kelahiran anak pertama, ada hal-hal kecil yang juga dihadirkan sebagai pembelajaran bagi penontonnya. Ini menjadikan film
Bukaan 8 tidak hanya menghibur sebagai komedi yang penuh drama, tapi juga kritis.
Film
Bukaan 8 yang diproduksi Visinema Pictures ini dijadwalkan tayang mulai 23 Februari 2017.