Jakarta, CNN Indonesia -- Amplop berisi kartu yang bertuliskan nama pemenang Oscar, menempuh perjalanan jauh sebelum sampai ke tangan pembawa acara seperti Warren Beatty dan Faye Dunaway. Mereka membuka amplop yang tersegel untuk mengumumkan pemenangnya.
Dari miliaran orang di dunia, hanya ada dua orang yang tahu siapa pemenang Oscar, sebelum malam penganugerahannya seperti yang terjadi di Dolby Theatre Los Angeles, Minggu (26/2) malam waktu setempat. Mereka adalah akuntan.
Ada dua akuntan dari PricewaterhouseCoopers (PwC) yang mengawasi proses perekapan balot dari awal sampai akhir. PwC sendiri merupakan perusahaan akuntansi yang sudah bekerja sama dengan Oscar selama 83 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini tahun ke-89 penyelenggaraan ajang penganugerahaan bergengsi itu.
Belakangan, dua akuntan yang bertugas mengawasi itu dari PwC adalah Brian Cullinan dan Martha Ruiz. Mereka adalah pembawa amplop super rahasia berisi pemenang Oscar, dalam dua koper terpisah. PwC memang membuat dua amplop dan kartu yang identik, sebagai jaga-jaga. Mereka diantarkan di hari H Oscar.
Dua akuntan dengan dua koper hitam itu bahkan ikut berjalan di karpet merah. The Hollywood Reporter melaporkan, koper ‘sakral’ itu sudah berkeliling ke 11 tempat pemberhentian lebih dahulu, sebelum sampai di malam legendaris Oscar.
Cullinan dan Ruiz sampai harus berkendara dalam dua mobil berbeda, untuk menjaga jika salah satu kecelakaan maka masih ada amplop lain di pihak berbeda. Itu juga untuk menjaga jika salah satu terjebak macet di jalan.
Rute masing-masing pun berbeda, serta rahasia. Tiap akuntan juga ditemani polisi bersenjata lengkap yang berbusana tuksedo, sampai ke karpet merah.
Mereka kemudian berdiri di sisi yang berbeda dari panggung, bertugas memberikan amplop kepada pembawa acara yang akan mengumumkan pemenang. Sementara di kepala mereka sendiri, sudah terhapal siapa saja pemenangnya.
Di tangan mereka ada koper hitam, yang harus dijaga ketat. Tak satu pun boleh menyentuhnya, sehingga tak mungkin amplop di dalamnya bisa diganti.
Tapi kesalahan masih saja terjadi di Oscar 2017 kemarin. Beatty dan Dunaway mengumumkan pemenang Film Terbaik yang salah. Seharusnya
Moonlight, malah dibaca
La La Land. Baru setelah produser
La La Land berpidato, kru belakang panggung naik dan meralatnya. Jordan Horowitz dari
La La Land langsung dengan jantan menyampaikan itu di depan mikrofon. “Ini bukan lelucon,” tegasnya.
Beatty kemudian menjelaskan, ia terlihat agak bingung karena saat kartunya dibaca, tertulis ‘Emma Stone,
La La Land.’ Maka ia menyerahkan kartu itu ke Dunaway, yang langsung membacanya sebagai La La Land. Ternyata, berdasarkan gambar-gambar yang diperjelas, kartu yang dipegang Beatty memang salah.
Itu untuk Aktris Utama Terbaik, yang sebelumnya sudah diumumkan Leonardo DiCaprio dan memang dimenangkan Stone. Amplop yang sama diberikan lagi.
Kabar beredar, Cullinan lah yang menyerahkan amplop yang salah kepada Beatty. Itu terjadi beberapa menit setelah ia mengunggah foto Stone di atas panggung. Foto yang dicuitkan di Twitter pribadinya itu sekarang sudah dihapus.
Mungkin saja Cullinan kurang fokus. PwC sedang menginvestigasinya. Ia, yang sebelumnya diwawancara Huffington Post, masih tak bisa dimintai komentar.
“Yang terjadi adalah, rekan kami di sisi kiri panggung, Brian Cullinan, memberikan amplop yang salah ke Warren Beatty,” kata Tim Ryan, Bos PwC.
Beruntung kesalahan itu langsung diperbaiki, karena kedua akuntan masih ingat betul siapa yang seharusnya menjadi juara.
Moonlight, bukan
La La Land.
Dua amplop yang identik, bisa jadi faktor kesalahan itu terjadi. Amplop pertama sudah diumumkan dan dibawa Stone. Tapi amplop satu lagi masih ada di salah satu akuntan. Atau bisa jadi, mengutip The Times, desain amplopnya bermasalah. Amplop tahun ini baru: warna merah dengan tulisan tinta emas.
Bisa jadi itu lebih susah dibaca dibandingkan tahun lalu: kertas emas dengan tulisan merah. Kalau soal desain amplop, AMPAS lah yang bertanggung jawab.
Tragedi di puncak acara Oscar 2017 itu sedikit banyak berpengaruh pada citra PwC, seperti dikutip Reuters. Menurut ahli citra merk Tim Calkins dari Northwestern University, butuh waktu lama bagi PwC untuk memperbaikinya.
Namun menurut profesor dari St John University di New York, kesalahan yang terjadi bisa dengan cepat diperbaiki, meski ada kekacauan di atas panggung.
(rsa)