Jakarta, CNN Indonesia -- Banyaknya berita hoax yang beredar, dan juga banyaknya protes Presiden Donald Trump akan berita palsu membuat para pustakawan di Amerika Serikat menciptakan sistem pengecekan fakta untuk perpustakaan.
Melansir
Huffington Post, para pustakawan dari American Library Associaton (ALA) tengah mengembangkan sebuah sistem pengecekan fakta dan validitas sebuah berita atau sumber literasi.
Sistem tersebut bernama CRAAP test yang diciptakan oleh Perpustakaan Meriam di California State University, Chico, California, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CRAAP merupakan kepanjangan
currency (keabsahan),
relevance (relevansi),
authority (sumber berita),
accuracy (ketepatan) dan
purpose (tujuan).
"Kami memiliki standar untuk menilai berita, dan kami mesti kembali dan mengganti yang sudah ada," kata Julie Todaro, presiden ALA.
Sistem itu akan melihat topik yang dicari, berapa banyak yang membahas, dan lokasi pembahasan tersebut, serta isi pernyataan yang dimaksud.
CRAAP
test digunakan untuk pencarian informasi ilmiah dan sejarah.
Dengan sistem ini, para pustakawan menjamin kebutuhan masyarakat akan informasi yang benar di bawah Pemerintahan Trump.
Selain membantu mengakses buku untuk pembaca, pustakawan menjadi distributor informasi yang akurat tentang isu-isu penting seperti imigrasi, LGBT, dan isu HAM lainnya.
"Pustakawan bukan partisan. Jadi tidak peduli siapa yang Anda pilih, tidak peduli dari mana asal Anda. Kami dapat menyediakan sumber dan layanan untuk semua orang, "kata Todaro.