Jakarta, CNN Indonesia -- Taylor Swift sempat dikabarkan berencana membuat laman musik
streaming sendiri, mengingat ia pernah protes soal keberadaan layanan tersebut. Namun kabar itu dibantah oleh pihak pelantun
Blank Space itu.
Melansir
NME, perwakilan Swift mengatakan bahwa mantan penyanyi country itu tidak akan meluncurkan layanan musik
streaming, melainkan hanya berencana membuat layanan bagi penggemarnya.
Kabar rencana Swift membuat layanan musik
streaming muncul setelah
TMZ menyebut mantan Harry Styles itu sudah mendaftarkan dokumen layanan musik tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konon, Swift berencana membuat layanan musik tersebut dengan fitur 'tidak dapar mengunduh konten rekaman audio asli'. Dan, layanan tersebut diberi nama Swifties, seperti julukan bagi penggemar Swift.
Disebutkan, rencana membuat layanan musik
streaming ini dipicu dari kasus Swift dengan salah satu penyedia layanan musik digital beberapa tahun lalu.
Kala itu, Swift memprotes ketika Apple merilis Apple Music dan memberikan tawaran
streaming gratis bagi pengguna baru selama tiga bulan.
Tawaran tersebut membuat Swift berang. Dia mengajukan protes terbuka dan menyatakan akan menarik seluruh konten karyanya dari Apple, bila perusahaan teknologi tersebut tetap mengadakan tawaran tersebut.
Selain itu, dalam tuntutan Swift, pelantun
Out of the Woods itu juga menuntut hak royalti bagi para musisi. Namun, kasus keduanya kini telah damai.
Kini, Swift memang berencana membuat Swifties, namun bukan sebagai layanan musik
streaming. Swifties direncanakan sebuah aplikasi pribadi lengkap dengan penjualan aksesori, fitur video eksklusif, audio dan pertunjukan langsung.
Kabar lain menyebutkan Swifties berpeluang menjadi semacam gim
mobile.
Bila memang Swift berencana membuat layanan musik digital, maka dia bukan yang pertama. Musisi Jay Z membuat layanan Tidal beberapa waktu lalu dan beberapa musisi merilis karyanya eksklusif di Tidal, seperti album
Lemonade dari Beyonce.