ULASAN FILM

Rasa Nostalgia Baru dari 'Beauty and the Beast'

CNN Indonesia
Jumat, 17 Mar 2017 13:12 WIB
Disney, dengan berbagai gubahan kontroversi di dalamnya, mengantarkan kisah klasik Beauty and the Beast menjadi bentuk nostalgia baru bagi penggemarnya.
Beauty and the Beast tayang di Indonesia mulai Jumat (17/3). (Courtesy Walt Disney)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak peduli setua apa pun sebuah dongeng, ia akan tetap terasa abadi di hati mereka yang menyukainya. Termasuk bila dongeng itu diubah dalam versi lain dan penambahan kisah di dalamnya. Itulah yang terjadi dengan Beauty and the Beast.

Mengangkat kembali kisah lama Belle dengan sang makhluk buruk rupa, Beast, Beauty and the Beast versi live action yang dibintangi oleh Emma Watson dan Dan Stevens digarap oleh Bill Condon.

Disney jagonya mengangkat kembali dongeng klasik. Sejak Alice in Wonderland (2010), mereka gencar menggarap ulang kisah dongeng mereka yang beberapa dekade lalu sempat terkenal dan melegenda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya, pada 2015 lalu ketika Disney mengangkat dongeng sejuta umat, Cinderella, dalam bentuk live-action. Kisah yang hampir dibaca setiap anak manusia ini terinspirasi dari film garapan Disney dengan judul sama pada 1950.

Film lebih dari 60 tahun lalu itu disebut sebagai salah satu film animasi terbaik Amerika sepanjang sejarah.


Dan dengan garapan teknologi canggih, Cinderella pada 2015 berhasil mendulang pundi-pundi bagi Disney dari mereka yang rindu akan kisah cinta naif serta kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan.

Cinderella (2015) meraup US$543,5 juta dari biaya produksi yang hanya US$95 juta.

Disney masih terus berharap dapat meraup untung dari mereka yang ingin nostalgia dengan kenangan masa kecilnya. Setelah mendulang untung dari The Jungle Book (2016), Disney kembali dengan Emma Watson untuk menjadi Putri Belle di Beauty and the Beast (2017).

Tidak banyak yang berubah dari alur film garapan Condon itu. Semua orang bahkan sudah bisa menebak hingga akhir cerita akan seperti apa.

Namun justru 'ketahuan' dan nostalgia masyarakat akan film itu lah yang diincar Disney. Mereka ingin penontonnya mengenang kembali buaian masa kecil saat animasinya dirilis 1991 lalu.

Dengan gubahan serta modifikasi sedikit di sana-sini, foila!, kisah Belle dan Beast menjadi lebih terasa segar meski nuansa klasik masih kental.

Nuansa klasik yang kental dapat dirasakan mulai dari urutan lagu, gaya busana, gaya rambut, dekorasi, hingga dialek yang digunakan para pemain. Disney berusaha membuatnya seautentik mungkin dengan film versi lawas dan kisah aslinya yang berasal dari Perancis.

Emma Watson saat menjadi Belle dalam Beauty and the Beast.Foto: Courtesy Walt Disney
Emma Watson saat menjadi Belle dalam Beauty and the Beast.
Gubah Karakter

Pun dengan karakter utama, Putri Belle. Disney memilih Emma Watson sebagai pemeran putri cantik tersebut. Kesamaan karakter mereka bisa jadi alasan mengapa Watson dianggap yang lebih pantas menjadi Belle.

Watson menjadi Belle tanpa perlu usaha keras. Keduanya sama-sama pencinta buku, pejuang kebebasan bagi perempuan, keras kepala, mandiri namun juga dapat tampil cantik bak seorang putri.

Emma Watson nyaris bisa menjadi sosok Belle yang sempurna selain bagi beberapa penonton mungkin akan mengenang dia tetap sebagai Hermione Granger, terutama eskpresi ketika Watson melihat buku.

Topik karakter termasuk isu LeFou bersambung ke selanjutnya...

'Ke-gay-an' LeFou

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER