Tujuh Negara Beri Rp1 Triliun Lindungi Cagar Budaya Dunia

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2017 10:24 WIB
Perusakan benda bersejarah oleh kelompok ekstremis membuat sejumlah negara menyumbang dana untuk melawan aksi terorisme pada hasil kebudayaan manusia itu.
Perusakan benda bersejarah oleh kelompok ekstremis membuat sejumlah negara menyumbang dana untuk melawan aksi terorisme pada hasil kebudayaan manusia itu. (REUTERS/Omar Sanadiki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak tujuh negara dan lembaga donor Amerika berjanji akan memberikan bantuan dana kepada UNESCO guna melindungi benda cagar budaya dunia dari perang dan terorisme.

Melansir AFP, dana yang terkumpul itu tercatat sekitar US$75,5 juta atau lebih dari Rp1 triliun.

Presiden Perancis, Francois Hollande menjamu pertemuan tersebut di Museum Louvre, Paris, dan dihadiri oleh para penikmat seni serta pemimpin dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan tersebut merupakan prakarsa dari Badan PBB untuk Kebudayaan (UNESCO), Uni Emirat Arab, dan Perancis.


Organisasi International Alliance for the Protection of Heritage in Conflict Zones (ALIPH) yang dibentuk oleh mereka dan berbasis di Jenewa, Swiss, bertujuan meningkatkan sumbangan hingga US$100 juta pada 2019.

"Di Bamiyan, Mosul, Palmyra, Timbuktu, dan lainnya, kelompok ektremis telah terlibat dalam penjualan, penjarahan, dan perusakan benda-benda cagar budaya, menambah bentuk penganiyaan kepada manusia," kata Hollande.

Hollande mengatakan hal tersebut dalam pertemuan yang digelar di lapangan Khorsabad di Louvre, yang menyimpan beragam peninggalan dari 706 Sebelum Masehi asal Mesopotamia atau kini dikenal dengan Irak.


Presiden Perancis itu mengatakan kawasan Irak sebagai peninggalan peradaban Mesopotamia adalah target prioritas penyelamatan dari perusakan benda-benda bersejarah.

"Kawasan Mesopotamia (Irak) adalah rumah dari peradaban ribuan tahun yang tidak dapat ditinggalkan bersama dengan kekejaman aksi terorisme," kata Hollande.

Dana yang terkumpul itu rencananya akan digunakan untuk membantu mencegah kerusakan situs bersejarah di daerah konflik, memerangi perdagangan gelap benda artefak dan kebudayaan, serta membantu memulihkan peninggalan yang telah rusak.


Perancis menjanjikan menyumbang US$30 juta yang kemudian diikuti oleh Arab Saudi sebesar US$20 juta, dan Uni Emirat Arab sebesar US$15 juta. Kuwait, Luxemburg, dan Maroko ikut menyumbang sebesar US$5 juta, US$3 juta, dan US$1,5 juta.

Sedangkan filantropis Amerika Serikat Tom Kaplan menyumbang US$1 juta, dan Swiss menyumbang dukungan logistik senilai US$8 juta.

Dukungan lainnya datang dari sejumlah negara seperti Italia, Inggris, Jerman, China, Korea Selatan, dan Meksiko. Sebanyak 40 negara lainnya berjanji untuk menyumbang dalam konferensi di Abu Dhabi pada Desember mendatang.


Kelompok ektremis ISIS diketahui telah menghancurkan reruntuhan kuno Plamyra pada Mei 2015 lalu dan secara sistematis meruntuhkan dan menjarah kuil-kuil kuno dari situs warisan dunia UNESCO.

ISIS juga menyerang Nimrud, Irak, dengan buldozer dan peledak serta mengobrak-abrik harta peninggalan masa sebelum Islam di museum setempat.

Kota Bamiyan di Afghanistan dan Mali di Timbuktu adalah situs UNESCO lainnya yang menderita kerusakan parah akibat kelompok ekstremis.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER