Serial 'Fast and Furious' Telan Kerusakan Senilai Rp6 Triliun

CNN Indonesia
Jumat, 31 Mar 2017 10:51 WIB
Sebuah perusahaan asuransi menghitung nilai kerusakan dari serial Fast and Furious. Hasilnya, tujuh serial itu sudah menelan biaya rusak lebih dari Rp6 triliun.
Sebuah perusahaan asuransi menghitung nilai kerusakan dari serial Fast and Furious. Hasilnya, tujuh serial itu sudah menelan biaya rusak lebih dari Rp6 triliun. (REUTERS/Mario Anzuoni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah perusahaan asuransi baru-baru ini merilis penghitungan total biaya kerusakan akibat pembuatan serial Fast and Furious. Total biaya tidak tanggung-tanggung, selama tujuh seri film ini sudah menghabiskan US$514 juta atau lebih dari Rp6,8 triliun.

Melansir Hollywood Reporter, serial film yang digawangi Vin Diesel ini memang terkenal menggunakan serangkaian mobil canggih nan mahal hanya untuk dirusak di layar lebar.

Perusahaan asuransi InsuretheGap.com menghitung kerusakan mobil dan biaya yang harus ditanggung karena aksi para pemeran dalam film tersebut.
Secara keseluruhan, serial Fast and Furious sudah menghancurkan 142 mobil biasa, 37 kendaraan khusus, dan 31 unit bangunan. Selain itu, sebanyak 169 unit mobil biasa, 53 unit bangunan, dan 432 barang rusak dari serial ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan tersebut juga mencatat, dari 142 mobil yang hancur, nilai tertinggi ada pada mobil Lykan Hypersport buatan W Motors dengan harga US$3,4 juta atau Rp45 miliar.

Dari tujuh serial yang sudah tayang, film ke-tujuh atau Furious 7 memiliki total kerusakan terbanyak dibanding enam film lainnya.
Dan secara keseluruhan, tercatat karakter paling banyak yang melakukan kerusakan adalah protagonis dengan nilai US$320 juta, dibandingkan antagonis senilai US$194 juta.

Namun, bila dibandingkan per tokoh, sosok Deckard Shaw yang diperankan oleh Jason Statham adalah pelaku perusak tertinggi dengan nilai kerusakan hingga US$182 juta.

Berdasarkan hitungan, biaya kerusakan yang harus ditanggung semakin meningkat dengan kenaikan paling tajam terjadi untuk memproduksi Furious 7.
Tetapi total biaya kerusakan tersebut tidak ada artinya bila dibandingkan pendapatan keseluruhan serial tersebut. Selama tujuh seri Fast and Furious, kisah kebut-kebutan di jalan itu sudah mengantongi pendapatan lebih dari US$3 miliar atau lebih dari Rp51,9 triliun.

Pendapatan tertinggi masih dicapai oleh Furious 7 dengan US$1,5 miliar atau Rp20,2 triliun. Padahal, biaya film tersebut 'hanya' US$190 juta atau Rp2,2 triliun.

Kesimpulan data tersebut didapat dari analisis biaya berdasarkan jumlah kerusakan mobil dan bangunan setiap film. Perusahaan asuransi itu juga melibatkan konsultan otomotif Nacho Llacer dalam penghitungannya.

Namun temuan ini masih dapat berubah mengingat serial ke-delapan, Fate of the Furious yang tayang 14 April nanti.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER