Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Perancis, Francois Hollande merasa pilihan datang dan menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam hal perfilman dan industri kreatif adalah tepat. Hollande menilai Indonesia adalah pemimpin di Asia Tenggara.
"Saya sadar bahwa Indonesia di Asia Tenggara menjadi
leader dengan penduduknya yang terbesar, di sini kebudayaan juga sangat berarti," kata Hollande saat menghadiri pertemuan perjanjian kerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf,
Creative Economy and Cultural Industries in a Digital World, di Jakarta, Rabu (29/3).
"Kerja sama produktif pun dapat dilaksanakan dengan Perancis yang memiliki sejumlah festival film seperti Cannes. Kami ingin Indonesia hadir di festival Perancis yang sifatnya internasional," lajutnya.
"Di samping itu, secara umum, digital dan mode jadi sangat penting. Saya rasa karena alasan ini saya benar pilih berkunjung ke Indonesia,"
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hollande datang dalam rangka memperdalam kerja sama di bidang industri kreatif, terutama perfilman, dengan Indonesia melalui Bekraf. Dari sisi Perancis, kerja sama ini dilakukan melalui Pusat Nasional Perfilman dan Animasi Perancis (CNC).
Perjanjian kerja sama ini disebut Hollande akan ditindaklanjuti dengan program konkrit dari kedua negara untuk Industri perfilman agar bisa dikembangkan dan dimanfaatkan oleh para sineas dan pelaku industri perfilman.
Dalam penandatanganan kerja sama tersebut, hadir pula Kepala Bekraf Triawan Munaf dan Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Jean-Charles Berthonnet.
Berthonnet mengatakan, melalui CNC, akan memungkinkan terjadi transfer pengetahuan dan pengalaman antar sineas secara internasional dari Indonesia serta Perancis.
"CNC membantu proyek, ambisinya tidak hanya di Perancis, mungkin Indonesia lewat Bekraf bisa bertemu dengan profesional-profesional di Perancis sehingga dapat berbagi, tahap demi tahap," ujarnya.
Bukan Cuma HollywoodDi sisi lain, Triawan Munaf mengatakan menjadi peluang besar bagi Indonesia dapat 'belajar' film dari Perancis yang menjadi pusat perfilman di Eropa.
"Berbicara film, tidak selalu Hollywood. Perancis itu pusat film di Eropa. Kerjasama dengan CNC sendiri sudah dibicarakan sejak Bekraf didirikan dan akan terus berlanjut," ujar Triawan.
"Kami butuh masukan, pengalaman dan mengundang investor. Karena Indonesia kini telah membuka diri, termasuk jadi lokasi pembuatan film," kata Triawan.
Triawan mengatakan bahwa Perancis telah memberi potongan pajak bagi sineas yang ingin membuat film di Negeri Eiffel itu. Dia turut berharap hal tersebut nantinya juga dilakukan Indonesia.
"Film yang
shooting di Perancis dibiayai mereka, jadi ada misi mengenalkan Perancis ke dunia. Indonesia pun punya alam yang hebat yang juga dapat diperkenalkan, itu yang kami ingin pelajari," ujar Triawan.
Selain itu, menurut Triawan, Perancis juga memiliki cara penyampaian bagaimana film memiliki makna bagi kehidupan.
"Indonesia perlu sedikit-sedikit belajar dari bagaimana mereka melakukan
story telling sehingga film punya makna bagi kehidupan," katanya.