Drama '13 Reasons Why' Dilanjutkan di Tengah Kontroversi

CNN Indonesia
Kamis, 27 Apr 2017 16:35 WIB
Netflix disebut-sebut tengah mengembangkan dan segera menayangkan kelanjutan drama orisinal tentang remaja yang bunuh diri itu.
13 Reasons Why yang menimbulkan kontroversi, akan dilanjutkan. (Courtesy Netflix/Beth Dubber)
Jakarta, CNN Indonesia -- Serial drama 13 Reasons Why berakhir dengan kontroversi. Drama orisinal Netflix itu disebut-sebut menjadi ‘inspirasi’ remaja bunuh diri. Orang tua di beberapa negara ‘melarangnya.’ Meski begitu, drama itu dikabarkan segera berlanjut ke musim ke-dua.

The Hollywood Reporter mengabarkan, kelanjutan 13 Reasons Why saat ini sedang dalam tahap kesepakatan. Para penulis tengah mengerjakan naskahnya. Akan tetapi, Netflix menolak memberi komentar kapan serial itu akan berlanjut dan bagaimana bocoran sambungannya.

Drama 13 Reasons Why merupakan serial Amerika Serikat yang dikembangkan oleh Brian Yorkey. Serial 13 episode itu diangkat dari buku remaja terlaris pada 2007 karya Jay Asher.
Drama itu mengangkat kisah Hannah Baker, yang dimainkan Katherine Langford. Dalam serial itu, melalui 13 rekaman kaset, Hannah menjelaskan 13 alasan dirinya bunuh diri. Intimidasi, perundungan, bahkan kekerasan seksual remaja sarat dalam serial itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, buku Jay Asher akan diadaptasi menjadi film, dengan Selena Gomez menjadi pemeran utamanya. Namun Gomez berakhir dengan duduk di bangku produser eksekutif di serial itu.

Selama ini, 13 Reasons Why menjadi bahan perdebatan karena memberi gambaran bunuh diri yang begitu jelas. Dipertontonkan bagaimana Hannah mengiris pergelangan tangannya dengan santai, setelah mempersiapkan ‘pesan kematian’ dalam tujuh kaset berisi 13 sisi.

Tayangan itu pun dianggap tak cocok bagi remaja.
Sebuah lembaga kesehatan mental di Australia bahkan memberikan peringatan bahwa 13 Reasons Why mengandung konten berbahaya. Sekolah-sekolah di New Jersey, Amerika Serikat juga mengirimi orang tua murid surat peringatan terkait tayangan 13 Reasons Why.

Sementara itu, penulis skenario Nic Sheff membantah 13 Reasons Why memiliki konten yang sensitif. “Mengejutkan bagi saya bahwa sepertinya hal paling tidak bertanggung jawab yang bisa kami lakukan adalah tidak menampilkan kematian itu," tulis Sheff dalam kolomnya.

Sementara itu, menurut Yorkey, adegan bunuh diri itu seharusnya bisa dimaknai sebagai renungan, karena banyak terjadi di kalangan remaja saat ini. Perundungan pun bisa jadi akar masalahnya. Ia berharap, serialnya bisa jadi perbincangan untuk masalah kehidupan.

"Kami ingin memberitahu bahwa bunuh diri itu berantakan, buruk, dan sangat menyakitkan. Tidak ada yang damai dan indah soal itu. Kami ingin menceritakan kisah itu dengan jujur.”
Drama 13 Reasons Why tidak sekadar menampilkan cerita bunuh diri. Di episode terakhir, ada '30 menit Beyond the Reasons,' tayangan yang menghadirkan para pemain, Gomez, dokter, advokat, dan psikolog. Mereka menekankan, remaja harus meminta bantuan jika ada masalah.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER