Jakarta, CNN Indonesia -- Wina, Austria selama ini dikenal sebagai pusat musik klasik. Tapi siapa sangka, ada secuil penggemar musik hardcore di kota itu. Mereka menyambut meriah kunjungan band asal Bandung, Jeruji. Mereka memadati Arena Beisl untuk mendengar Jeruji menyanyikan delapan lagu.
Penampilan Jeruji malam itu menjadi puncak acara yang ditunggu. Bukan pembuka yang sering dilewatkan. Penggemar, yang bukan hanya warga Indonesia tetapi juga banyak wajah asing, bergoyang heboh di tengah lagu-lagu dari album
Stay True yang dirilis Jeruji tahun lalu.
Wina hanya salah satu kota yang dikunjungi Jeruji. Seperti diberitakan Antara, salah satu band dengan basis penggemar terbesar di Indonesia itu melakukan tur ke 21 kota di enam negara di Eropa, sejak Sabtu (8/4) hingga Minggu (30/4) mendatang. Kedatangan mereka disambut meriah oleh kelompok pencinta musik hardcore di setiap negara yang dikunjungi.
Ginan Koesmayadi, Andreas Vinsesius, Hendy Hanafi, Sani Harjasyah dan Moh Irsyad Ridlwan mengunjungi Perancis, Belgia, Polandia, Republik Ceko, sampai Austria dan Hungaria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Wina, Febrian A. Ruddyard diapresiasinya Jeruji menandakan musik hardcore Indonesia pun mendapat tempat dan diterima di ranah internasional. Yang mengejutkan adalah penerimaan di Wina, kotanya musik klasik.
Cita rasa musik mereka terbilang tinggi. Jika masyarakat setempat bisa menghargai musik Jeruji, artinya kualitas band itu tak perlu diragukan lagi. Febrian menuturkan, musik hardcore itu seperti jazz. Tidak banyak yang bisa menikmati, tapi sejatinya universal.
Dengan musik yang bisa dimengerti semua kalangan itu, hardcore yang diusung band seperti Jeruji mudah diterima bahkan oleh publik asing, tanpa ada kendala perbedaan bahasa.
Dari kunjungannya ke berbagai negara itu, Jeruji sendiri mengaku mendapat banyak pelajaran berharga. Salah satunya, disebut Vincent Rumahonline manajer Jeruji, pengalaman berbagi panggung dengan musisi underground dari negara lain. Respons mereka pun positif.
Jeruji juga sebenarnya terkejut melihat betapa banyak penggemar mereka di negara lain. Bukan sekadar bergoyang, mereka telah mengenal baik musik Jeruji. Rupanya, itu diketahui dari kanal YouTube dan media sosial Jeruji yang memang aktif. Setelah kunjungan ke enam negara di Eropa, kata Vincent, penggemar mereka di media sosial lantas bertambah.
Belajar dari pengalaman itu, Vincent berharap pemerintah terus mendukung dan mempromosikan musik underground dalam negeri agar lebih bisa berteriak dan didengar di negara orang.