Jakarta, CNN Indonesia -- JK Rowling meminta maaf kepada para penggemar Harry Potter karena telah ‘membunuh’ Severus Snape, Profesor Ilmu Hitam dalam novel Harry Potter. Butuh 10 tahun bagi sang penulis untuk menyampaikan permintaan maaf itu.
Pengajar di sekolah sihir Hogwarts itu terbunuh dalam buku terakhir serial Harry Potter,
The Deathly Hallows yang rilis 2007 lalu. Profesor Snape meninggal tepat sebelum fakta bahwa dia berakting antagonis selama ini untuk melindungi tokoh protagonis, terungkap.
Dilansir NME, Rowling mengumumkan permintaan maaf dalam rangka merayakan hari ulang tahun Perang Hogwarts yang jatuh pada 2 Mei dan terdapat di bab terakhir pada buku ke-tujuh itu.
"OK, ini dia. Tolong jangan memulai perang lagi, tapi tahun ini saya ingin meminta maaf karena membunuh ... Snape," kata perempuan berusia 51 tahun itu melalui akun Twitter-nya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Snape terkenal karena karakternya yang kerap memusuhi Harry karena kemiripan Harry dengan sang Ayah, James. Permusuhan ini berawal karena James kerap merundung dan melecehkan Snape ketika bersama di Hogwarts. Snape juga menyimpan rasa terhadap ibu Harry, Lily Evans. Patronus Snape bahkan sama dengan Lily.
Snape juga menjadi ‘agen ganda’ atas permintaan Albus Dumbledore. Ia berpura-pura menjadi pasukan setia penyihir jahat Lord Voldemort, padahal aslinya mata-mata untuk Dumbledore. Ia sejatinya merupakan bagian Order of Phoenix, yang bertugas melindungi Harry sepanjang cerita.
Karakter Snape dari buku pertama terus berkembang dan penuh teka-teki. Loyalitas Snape kerap dipertanyakan karena tindakannya seolah berpihak pada Lord Voldemort. Akan tetapi Dombledore selalu menegaskan bahwa dia mempercayai Snape.
Ini bukan kali pertama Rowling meminta maaf karena membunuh seorang tokoh. Pada 2015, dia meminta maaf karena Fred dan 2016 karena Remus Lupin.