Jakarta, CNN Indonesia -- Publik rasanya penasaran alasan di balik Anggun C Sasmi mengunggah beberapa foto terkait LGBT di akun Instagram miliknya. Anggun mengunggah foto tersebut sebagai kampanye anti homofobia yang diperingati setiap 17 Mei di seluruh dunia.
Tanggal 17 Mei ternyata dikenal sebagai International Day Against Homophobia, Transphobia and Biophobia atau juga dikenal sebagai IDAHO.
Gerakan ini dimulai pada 2005 silam oleh IDAHO Committee untuk mengampanyekan aksi di lapisan akar-rumput atau masyarakat di berbagai negara yang mendukung penghapusan homofobia. Homofobia kerap dialami kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender atau LGBT.
Hari itu juga dipilih sebagai perayaan ketika Badan Kesehatan Dunia atau WHO mencabut kategori homoseksualitas dari daftar penyakit mental pada 1990.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Instagram]Keputusan WHO tersebut dilakukan guna mengakhiri rentetan sejarah kelam medis terkait homofobia selama lebih dari satu abad.
Momen pencabutan homoseksual dari daftar penyakit mental tersebut dianggap sebagai tanggal bersejarah bagi komunitas LGBT di seluruh dunia.
Saat pertama kali diadakan pada 2005 silam, kampanye ini diikuti di lebih dari 40 negara dengan empat negara Amerika Latin yaitu Argentina, Brasil, Meksiko, dan Kolombia tercatat sebagai yang aktif melawan homofobia sejak 2002.
Pihak IDAHO Committee mengatakan bahwa untuk 2017, May17 menyoroti kasus genosida yang dialami oleh komunitas LGBT di Chechnya.
Diberitakan
Independent, surat kabar Rusia
Novaya Gazeta melaporkan bahwa pemerintah dari negara Muslim tersebut telah mengumpulkan lebih dari 100 orang yang dicurigai sebagai gay dan menyiksa mereka pada April lalu.
Media tersebut memberitakan, setidaknya tiga orang tewas. Kasus tersebut dibantah oleh pejabat Chechnya dan menyebutkan bahwa tidak ada anggota komunitas LGBT yang disiksa, atau pun ada di negara tersebut.
"Banyak tindakan tahun ini yang akan difokuskan pada situasi mengerikan di Chechnya tahun ini," tulis IDAHO Committee pada pernyataannya.
"Di seluruh dunia, demonstrasi diorganisir untuk mengecam kejadian tersebut dan memberikan tekanan kepada para pemimpin untuk mengakhiri kasus homofobia."
Menurut data yang disebut IDAHO Committee, sebanyak 81 negara di dunia menempatkan hubungan sesama jenis sebagai tindakan kriminal, dan masih banyak diskriminasi terhadap ekspresi gender bagi mereka yang minoritas.
"Analisis kami, sebanyak setidaknya 70 persen populasi dunia hidup dalam konteks kebebasan ekspresi terkait seksualitas dan gender mereka secara sistematis dilanggar," tulis IDAHO Committee.