Jakarta, CNN Indonesia -- Penulis muda Alanda Kariza (26) meluncurkan novel terbarunya 'Sophismata', pada Minggu (9/7). Tak seperti peluncuran buku atau novel biasanya, Alanda melakukannya via online, lewat Instagram Live di akun pribadi @alandakariza.
Berlangsung selama hampir satu jam, Alanda mengungkapkan cerita di balik proses pembuatan novel, serta menjawab semua pertanyaan yang ditujukan para pembaca padanya.
"Bisa dibilang ini perjalanan menulis saya sejak 2005, ketika pertama kali saya menerbitkan novel, dan 12 tahun sejak saat itu saya kembali mengeluarkan novel berbahasa Indonesia," ujarnya lewat Instagram Live.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alanda melakukan peluncuran buku via online karena saat ini sedang menyelesaikan studi magisternya di Universitas Warwick, Inggris Raya, dengan mengambil studi Ekonomi Perilaku.
Alanda pernah menerbitkan buku, di antaranya
DreamCatcher (Gagas Media, 2012), dan
Beats Apart (Ice Cube, 2015). Selain itu, ia juga terlibat dalam penulisan beberapa antologi, serta aktif menulis sebagai kontributor di The Jakarta Post.
Lewat
Sophismata, Alanda berbicara mengenai politik dengan balutan kisah cinta dua tokoh utamanya.
"Saya memilih tema politik karena saya memerhatikan terbatasnya jumlah anak muda yang terjun langsung di dalam bidang politik praktis," ujarnya beralasan.
Sophismata bercerita tentang tokoh Sigi yang sudah tiga tahun bekerja sebagai staf anggota DPR, tapi tidak bisa menyukai politik. Ia bertahan hanya karena ingin belajar dari atasannya, mantan aktivits 1998, yang sejak lama ia idolakan, dan berharap bisa dipromosikan menjadi tenaga ahli. Tetapi, semakin hari ia justru dipaksa menghadapi berbagai intrik yang baginya menggelikan.
Semua itu berubah ketika ia bertemu lagi dengan Timur, seniornya di SMA yang begitu bersemangat mendirikan partai politik. Cara pria itu membicarakan ambisinya menarik perhatian Sigi. Perlahan Sigi menyadari bahwa tidak semua politisi seburuk yang ia pikir.
Disampaikan Alanda, Sophismata yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, ia tulis dalam kurun watu sebulan pada Mei 2016. Dalam prosesnya, buku itu menjalani revisi dan ediding hingga baru diterbitkan pada Juli 2017.
Novel Sophismata, kata dia, lebih ditujukan sebagai bacaan anak muda, usia 20-an tahun yang tidak hanya bercerita tentang cinta, tapi juga secara tidak langsung mengenal seluk beluk dunia politik.