Kisah 'Diusirnya' Afgan dari Panggung Prambanan Jazz Festival

CNN Indonesia
Senin, 21 Agu 2017 18:15 WIB
Manajer Afgan yang juga ada di lokasi, membeberkan bagaimana kronologi sang pelantun Sadis 'diusir' dari panggung Prambanan Jazz Festival akhir pekan lalu.
Afgan mengaku 'diusir' dari panggung Prambanan Jazz Festival dengan lampu yang dipadamkan dan pengeras suara yang dimatikan. (CNN Indonesia/Rahmi Suci Ramadhani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Afgansyah Reza tak mampu menyimpan kekecewaan yang mendalam saat ia tampil bersama musisi-musisi kelas dunia di Prambanan Jazz Festival 2017, 18-20 Agustus lalu.

Melalui Instagram, Afgan mengungkapkan kekecewaan atas sikap penyelenggara yang menurutnya tidak profesional. Ia merasa dianaktirikan penyelenggara saat tampil Sabtu (18/8).

Ia mengaku itu adalah pengalaman tak mengenakkan pertama yang dialaminya di panggung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Instagram]

“Dari awal memang acaranya ngaret banget, saya seharusnya tampil jam delapan malam. Tapi saya baru naik panggung sekitar jam 10 malam," Afgan mengawali cerita lewat sebuah foto yang ia unggah. Padahal, Afgan melanjutkan, ia sudah siap di tempat satu jam lebih awal.

Alih-alih, penyelenggara acara justru menganjurkannya untuk tidak jadi tampil.

Menurut Afgan, itu karena ada musisi dunia yang tampil di waktu bersamaan dengannya, meski mereka beda panggung. Afgan bersikeras untuk tetap tampil demi penonton yang telah menunggunya di depan panggung, serta yang telah datang jauh-jauh ke lokasi acara.


Namun drama tidak berhenti sampai di sana.

"Walaupun sound awalnya tidak dinyalakan oleh mereka, saya tetep nyanyi, at least fans enggak sia-sia sudah nunggu. Eh, di lagu ke-empat, lampu panggung semua dimatiin, alias saya diusir. Akhirnya semua penonton menyalakan flashlight dari ponsel masing-masing.”

Afgan menganggap itu “tanda mereka tetep ingin saya nyanyi.”

Afgan kecewa karena merasa seakan musisi lokal tidak diapresiasi sama seperti penampil internasional. “Kami semua mencoba untuk memberikan yang terbaik di panggung.”


Tidak hanya Afgan yang kecewa, sejumlah pengikut pelantun Jodoh Pasti Bertemu di Instagram pun menuliskan rasa simpati sekaligus kecewa mereka di kolom komentar.

"Seharusnya lebih bangga dengan penyanyi negeri sendiri," tulis akun @noelmomentinfinity.

"Walaupun saya enggak suka-suka banget sama Afgan, tapi saya acungkan dua jempol buat Afgan mentalnya bener-bener mental baja," tambah pemilik akun @indra.

Hal yang sama disampaikan @sakinannandapertiwi, "Sedih banget baca caption-nya seharusnya local artist juga dapatkan apresiasi yang sama dong dengan international artist-nya."

Afgan mengaku kecewa setelah tampil di Prambanan Jazz Festival 2017.Afgan mengaku kecewa setelah tampil di Prambanan Jazz Festival 2017. (CNN Indonesia/Rahmi Suci Ramadhani)
Kronologi Versi Manajer Afgan

Bercerita menguatkan pernyataan Afgan, manajer artis sang pelantun Sadis, Anton mengaku sudah mencium gelagat tak beres dari penyelenggara sejak persiapan terakhir siang harinya.

"Kami mengirim tim produksi lebih dulu untuk soundcheck, sekitar pukul satu atau dua siang sudah ada indikasi molor. Mereka bilang soundcheck dipotong, tapi kami ngotot tetap ada, karena itu bagian dari pertunjukan, terlebih ini acara besar jadi kami tidak mau asal-asalan," tutur Anton saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Senin (21/8).

Usai persiapan, tim beserta Afgan kembali ke hotel dan menuju lokasi pertunjukan sebelum pukul delapan malam, waktu seharusnya pelantun Panah Asmara itu tampil.


"Itu sudah dengar [bahwa acara] molor, ada beberapa artis yang dipotong waktu tampilnya juga. Saat kami sampai venue, Tulus masih main dan dia dipotong beberapa lagu. Setelah Tulus, panitia mengajak tim Afgan ngobrol dan meminta untuk enggak main," katanya.

Permintaan itu pun memicu perdebatan. Panitia menyatakan Afgan tak bisa tampil karena pertimbangan musisi internasional Sarah Brightman harus tampil dengan konsep orkestra.

Kesepakatan kemudian terjadi. Kata Anton, disetujui bahwa Afgan tampil berbarengan dengan Sarah yang ada di panggung lain. Namun lagu Afgan harus dikurangi. Seharusnya sembilan lagu, menjadi hanya enam. Tapi menurut Anton, kesepakatan itu pun tak berjalan mulus.

Baru di lagu ke-tiga, Afgan sudah diminta membawakan lagu terakhir. Bahkan di lagu ke-empat lampu sorot sudah dimatikan. “Lampu dimatikan tanpa ada pemberitahuan," katanya.


Ia mengiyakan keterangan Afgan sebelumnya bahwa penonton masih antusias mengeluarkan lampu senter dari ponsel masing-masing. “Itu yang buat dia [Afgan] terharu dan tetap melanjutkan sampai lagu ke-lima. Saat lagu ke-enam sound dimatikan, itu membuat kami merasa diusir.”

Anton meyakinkan, saat itu tidak ada panitia yang minta maaf dan menjelaskan.

Tak ayal, itu membuatnya kecewa.

Baru keesokan harinya pihak penyelenggara menyampaikan permintaan maaf, itu pun hanya melalui akun Instagram @prambananjazz.

[Gambas:Instagram]

"Panitia Prambanan Jazz meminta maaf pada manajemen Afgan, Afgan sendiri dan Afganisme,” Anas Syahrul Alimi, CEO Rajawali Indonesia Communication menulis di akun Instagram.

“Kami memohon maaf karena molornya beberapa penampil dari sebelumnya, sehingga mengakibatkan molor," ujarnya melanjutkan.

Penyelenggara Prambanan Jazz 2017 juga mengakui terjadinya miskomunikasi. Mereka sebenarnya meminta Afgan tampil setelah Sarah karena dengan konsep orkestra ia tak mau terganggu suara dari panggung lain. Namun, kata penyelenggara, Afgan tak mau terima.

[Gambas:Instagram]

Alasannya, penggemar sudah menunggu terlalu lama.

Mereka pun sampai pada kesepakatan yang telah dinyatakan manajemen Afgan, bahwa sang penyanyi tetap tampil menyanyikan enam lagu, tapi Prambanan Jazz hanya mau empat lagu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER