Jakarta, CNN Indonesia -- MTV Video Music Awards 2017 bukan hanya jadi ajang penghargaan bagi pelaku dunia musik. Ajang yang digelar pada Minggu (27/8) malam atau Senin (28/8) waktu Indonesia itu juga jadi simbol perlawanan politik terhadap kebijakan Donald Trump.
Trump baru saja menandatangani memo yang melarang adanya transgender di tubuh militer AS.
Namun penyelenggara MTV VMA 2017 justru mengundang para anggota militer yang transgender untuk datang ke acara mereka. Rencana itu sebenarnya tidak berkaitan dengan penandatanganan memo oleh Trump Jumat (25/8) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip
Variety, Departemen Pertahanan AS mengonfirmasi bahwa ada permintaan dari penyelenggara acara untuk menghadirkan mereka yang transgender sejak seminggu sebelum MTV VMA 2017. Namun hingga beberapa hari sebelum acara, permintaan masih dipertimbangkan.
Akhirnya sekitar enam orang yang mengabdi untuk militer AS pun hadir. Mereka yang datang itu adalah anggota yang masih aktif dalam militer.
Undangan itu diapresiasi banyak pihak, termasuk Staf Angkatan Udara, Sersan Logan B. Ireland yang hadir saat itu. Ia mengatakan, “Saya percaya Amerika dibangun di atas keberagaman dan bisa berada di sini untuk membaginya adalah pengalaman yang sangat bagus.”
Presiden MTV, Chris McCarthy mengatakan pada
CNN soal alasannya mengundang mereka.
“Pahlawan yang membahayakan diri mereka sendiri untuk kebebasan kita dan berdiri untuk kesamaan adalah pahlawan bagi MTV, dan bagi anak muda di mana pun,” ujarnya.
Bukan hanya itu, ia bahkan mengganti piala MTV VMA yang biasanya disebut Moon Man, menjadi Moon Person. “Kenapa harus pria?” ia bertanya retoris. “Itu bisa jadi pria, wanita, transgender, bahkan itu bisa jadi nonkonformis,” kata McCarthy melanjutkan.
Bukan hanya kali ini MTV VMA menjadi ajang memamerkan pernyataan politik. Tahun lalu Beyonce datang dengan beberapa wanita kulit hitam yang anaknya terbunuh oleh aksi polisi, sebagai protes terhadap kekerasan polisi terhadap kulit hitam.
Lady Gaga juga pernah membawa empat tentara yang dipecat dari militer pada 2010. Itu merupakan bentuk protesnya terhadap kebijakan yang membungkam para personel militer, atau ‘Jangan Bertanya, Jangan Beri Tahu.’