Jakarta, CNN Indonesia -- Meski sukses merajai
box office di banyak negara di dunia, termasuk China,
Dunkirk baru-baru ini menjadi kontroversi di Negeri Tirai Bambu. Sebagian masyarakat menolak film garapan Christopher Nolan yang baru tayang sejak 1 September lalu di China itu.
Diberitakan
NME, para pencinta film di China menentang karya yang dibintangi Tom Hardy itu itu lantaran hubungan sejarah antara China dan Perang Dunia II yang digambarkan di dalamnya. Pencinta film China tak menerima sosok Jenderal Harold Alexander.
Sosok itu diceritakan membantu evakuasi massal tentara di pantai Dunkirk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau dianggap sebagai pahlawan di Inggris, masyarakat China mengkritik Jenderal Alexander karena dinilai bertanggung jawab atas mundurnya pasukan China ke India dari Burma pada 1942. Telegraph melaporkan, kejadian itu mengakibatkan ribuan orang China tewas.
Sebuah majalah China, New Weekly menggambarkan perbandingan
Dunkirk dengan film laga China
Wolf Warrior 2.
"
Wolf Warrior 2 menggambarkan kemenangan penuh, sedangkan
Dunkirk adalah sebuah bencana yang sangat berbeda dari nilai tradisional China, sehingga tidak berjalan mulus di
box office China," demikian majalah tersebut menulis.
[Gambas:Youtube]Tetap SuksesWalau diboikot sebagian pihak, sebagian masyarakat China yang lain justru merespons kehadiran
Dunkirk dengan positif. Film itu bahkan berhasil mengumpulkan pundi-pundi dalam jumlah besar.
Diberitakan
The Hollywood Reporter, di pekan pertama penayangannya di China,
Dunkirk berhasil meraup US$30 juta atau Rp400 miliar.
Jumlah ini memang masih terbilang kecil jika dibandingkan film Nolan sebelumnya, yakni Interstellar. Di pekan pertama penayangannya pada 2014,
Interstellar mampu mengumpulkan US$42,6 juta.
Dunkirk pun tetap melaju di
box office dunia. Di pekan pertama penayangannya, film debut Harry Styles itu sukses meraup Rp1,4 triliun.
Dunkirk bahkan bertengger di puncak
box office hingga pekan ke-tiga.
Total hingga saat ini, dari bujet yang hanya US$100 juta
Dunkirk mampu mengumpulkan US$458,8 juta atau Rp6,1 triliun.
Tapi kekecewaan atas
Dunkirk sebenarnya bukan hanya milik China. Sebelumnya, masyarakat Perancis sempat marah lantaran penyelamatan epik 338 ribu tentara sekutu itu kurang merepresentasikan peran negara mereka.
Ulasan dari surat kabar Perancis, Le Monde menyatakan Dunkirk menampilkan ketidakpedulian yang menyedihkan terhadap peran Perancis dalam evakuasi Dunkirk pada 1940. Film itu disebut tak menggambarkan realita yang sesungguhnya terhadap Perancis.
"Di mana 120 ribu tentara Perancis yang dievakuasi dari Dunkirk dalam film itu? Di mana 40 ribu tentara yang megorbankan diri untuk mempertahankan kota melawan musuh yang unggul dalam persenjataan dan jumlah?" tulis Jacques Mandelbaum memberikan kritik.
(rsa)