Jakarta, CNN Indonesia -- Sebelum diumumkan memenangi Film Terbaik Oscar 2017—meski sempat ada drama amplop yang tertukar di atas panggung—
Moonlight lebih dahulu diputar di program Platform, Toronto International Film Festival (TIFF). Platform adalah ajang paling prestisius di TIFF.
Kini, film Indonesia mendapat kesempatan yang sama.
The Seen and Unseen, film Indonesia yang berkisah tentang sepasang anak kembar di Bali mengikuti jejak
Moonlight diputar perdana di Platform. Film besutan Kamila Andini itu sekaligus menjadi satu-satunya film dari Asia yang berkompetisi di program Platform.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Seen and Unseen tayang di TIFF pada Selasa (12/9) di Toronto, Kanada dan berhasil memikat para penonton yang memenuhi ruangan teater. Bos besar TIFF, Piers Handling bahkan menyempatkan diri secara khusus untuk hadir di pemutaran film berdurasi 86 menit itu.
Handling pun menjuluki film dari Kamila Andini ini sebagai film ‘terpanas’ di TIFF.
“Pertama kali saya menonton film ini, saya sangat terkesima karena sensitivitasnya dalam memahami dunia anak-anak. Film ini menuturkan imajinasi, kreativitas sinema, kesederhanaan, sekaligus hal-hal magis di dalamnya," kata Handling seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima
CNNIndonesia.com pada Kamis (14/9).
[Gambas:Instagram]Kamila mengaku lega dengan respons positif yang diterimanya usai memproduksi
The Seen and Unseen selama lima tahun. “Rasanya seperti melahirkan anak: senang, terharu, bersyukur.”
Kamila sebenarnya sudah akrab dengan TIFF. Ini bukan film pertamanya yang ditayangkan di festival film bergengsi itu. Dua tahun lalu film pendeknya juga sampai sana. “Tapi terseleksi di sesi Platform adalah hal yang jauh lebih luar biasa,” tutur Kamila.
The Seen and Unseen merupakan filosofi hidup masyarakat Bali yang dikenal dengan Sekala Niskala. Filosofi itu berarti hidup selaras dengan semua yang terlihat dan tidak terlihat.
[Gambas:Youtube]Kamila yang juga menjadi penulis skenario menggambarkan filosofi hidup itu dalam kisah Tantri dan Tantra, anak kembar perempuan dan laki-laki.
The Seen and Unseen mengulik pengalaman spiritual Tantri dan Tantra yang sarat kearifan lokal, mitos, cerita rakyat, tradisi, serta budaya Bali.
Tantri dan Tantra diperankan langsung oleh anak Bali yang juga punya kemampuan menari yakni Thaly Titi Kasih dan Gus Sena. Kamila mengaku kesulitan menemukan dua anak berbakat tersebut.
"Kriteria yang saya cari dari Tantri cukup sulit, anak dengan kemampuan tubuh dan akting yang bagus, simpatik, tapi juga mau berakting di kondisi-kondisi yang menantang. Tetapi Thaly sangat istimewa," kata Kamila.
[Gambas:Instagram]Selain Thaly dan Gus Sena, film ini juga dibintangi oleh Ayu Laksmi, I Ketut Rina dan Happy Salma.
Setelah dari TIFF 2017,
The Seen and Unseen akan bertandang ke Korea Selatan pada Oktober mendatang untuk tayang perdana di Asia dalam Busan International Film Festival 2017. Film ini baru akan tayang di Indonesia pada 2018.
Selain
The Seen and Unseen, ada film Indonesia lain di ajang TIFF 2017,
Marlina the Murderer in Four Acts. Film yang diperankan oleh Marsha Timothy itu berkisah tentang seorang janda yang bertahan hidup di dataran Sumba.
[Gambas:Youtube]