Jakarta, CNN Indonesia -- Saat pertama kali bertemu sutradara Maman Firmansyah, Kiki Fatmala tak pernah berpikir untuk menjadi artis. Saat itu masih 1990-an. Kiki mengantar temannya untuk audisi film.
“Aku di mobil aja ya enggak usah turun. Malu banyak bintang film,” katanya waktu itu.
Kiki sadar ia tak punya tampilan selebriti. Temannya itu tinggi, putih, cantik. Kiki pun lebih memilih bercita-cita menjadi pramugari ketimbang selebriti. Ia bahkan tak pernah berniat ambil sekolah akting seperti remaja lain yang berambisi jadi artis, di IKJ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi rezeki tak ke mana. Kiki yang kepanasan menunggu di luar karena kunci mobilnya dibawa sang kawan, masuk juga ke kantor film itu. Wajah-wajah familiar bertaburan, katanya.
“Aku samperin, ‘Fer gila lo lama banget sih, bilangnya cuma sebentar. Mana kunci mobil dibawa lagi, kan panas di depan,’” ujarnya memprotes.
Itu menarik perhatian Maman yang sedang ada di lokasi. Kiki pun ditanya apakah ia datang untuk audisi. Perempuan berdarah Pakistan itu tetap bersikeras ia hanya menemani.
Tapi Kiki akhirnya tak bisa menolak saat diminta berkali-kali. Apalagi iming-imingnya saat itu, ia bisa syuting ke luar kota. Yogyakarta. Kiki dan temannya berpikir, mereka bisa disko di sana. Maka Kiki pun mencoba. Tak dinyana, ia diminta datang untuk kali kedua.
Kiki yang kala itu usianya masih belasan tahun, menolak. Sampai akhirnya ia didatangi langsung oleh salah satu tim produksi dan diminta ikut syuting. Kiki pun tak bisa menolak. Ia ikut syuting tiga bulan di Pelabuhan Ratu, Pangandaran dan Yogyakarta.
Itulah film pertamanya:
Di Balik Tirai. Genrenya laga, kata Kiki.
“Tiga bulan enggak kelar-kelar. Dapatnya cuma Rp500 ribu. Yang ada bukan cari duit, nombok iya, hahaha,” Kiki tertawa mengenang masa-masa yang akhirnya membuatnya jadi artis itu.
Setelah itu, Maman tertarik meminta Kiki kembali ikut bermain film. Ia bahkan ditawari peran lebih besar di Pengakuan Seorang Pelacur. Sempat Kiki ketakutan, karena ia jadi harus banyak berdialog. “Tiap hari aku belajar akting sendiri di depan kaca,” ceritanya.
Sejak itu, film demi film ia lakoni. Temannya yang saat itu diantar, malah tak meneruskan karier di dunia perfilman. Hanya sekali ia ikut main film, lalu tak pernah lagi.
“Faktor
luck ya, Tuhan kasih rezekinya di situ,” ungkap Kiki sambil tersenyum.
Setelah film bergenre laga, Kiki terlibat di beberapa komedi. Ia ingat pernah bermain bersama Meriam Bellina, Doyok dan Kadir. Baru setelah sekian banyak film layar lebar, ia ‘terciduk’ horor. “Aku sering banget berperan hantu. Pokoknya jadi hantu terus,” katanya.
Kiki ingat ia pernah menjadi sundel bolong bahkan leak. Judul filmnya tak selalu menyeramkan. Terkadang memang dibuat 'nakal,' tapi isinya sebenarnya cerita hantu.
"Misalkan diperkosa, lalu mau balas dendam. Jadi setannya balas dendam," ceritanya.
Setiap jadi hantu, ia harus memakai baju panjang putih dan berambut panjang. Riasan wajahnya dibikin pucat, sekitar matanya digelapkan. “Kayak kuntilanak begitulah,” katanya.
Baru di
Si Manis Jembatan Ancol Kiki menjadi hantu yang berbeda.
Kiki diminta menonjolkan tubuh seksinya. Busananya khas, gaun putih pendek nan ketat dengan syal putih melilit leher. Ia sempat heran dan bertanya-tanya soal kostum itu.
“Hah ini sinetron horor? Jadi setan?” komentarnya saat pertama kali melihat baju Si Manis.
 Kiki Fatmala harus berbusana seksi saat menjadi Si Manis. (Courtesy of Soraya Intercine Films) |
Kiki tidak tahu banyak soal hantu Si Manis. Ia merupakan pemeran kedua.
Mariam, Si Manis Jembatan Ancol 2, judul serinya. Sebelumnya hantu itu diperankan Diah Permatasari. Kiki ditawari menggantikan Diah karena sang aktris utama harus pergi ke luar negeri kala itu.
Namun ternyata Si Manis yang membuat nama Kiki lebih mencuat lagi. Kalau dulu ia sekali syuting bisa tiga tempat, dengan Si Manis ia bahkan sampai tak tidur dan jarang pulang.
Kiki makin biasa berpindah dari satu tempat angker ke tempat lainnya. Kalau dulu biasa syuting di kuburan, rumah tua sampai Kebun Raya Bogor, sebagai Si Manis ia akrab dengan Jembatan Ancol. Itu bagaikana ‘rumah’ baginya dan sang rekan bermain, Ozy Syahputra.
Bertahun-tahun peran Si Manis melekat dengan Kiki. Sampai-sampai, ia pernah dianggap hantu di supermarket. “Anak kecil biasanya. Misalnya aku lagi di supermarket, mereka bilang, ‘Huaaa Mama, setan..!’ Karena yang banyak menonton kan anak kecil juga,” cerita Kiki.
Sampai sekarang pun, ingat Si Manis akan ingat Kiki Fatmala, meski ia tak ikut terlibat di sinetron produksi ulangnya yang dibikin salah satu stasiun televisi swasta.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Kiki sebenarnya tak mau diingat hanya sebagai Si Manis. Ia punya sekitar 35 film sebelum itu. Ia pun sudah bersusah-payah memerankan hantu di sana. Semua film hantu yang dibintanginya, kata Kiki, benar-benar syuting di tempat seram dan malam hari. Kuburan pun, jadilah.
"Kami syuting benar-benar malam dan berhenti sebelum matahari keluar. Syutingnya benar-benar di tempat angker. Misalkan kuburan, kalau zaman dulu syuting kuburan, kuburan benaran. Kalau sekarang kan pura-pura aja bikin di depan, di taman," kata Kiki.
Kiki bahkan harus berkawan dengan cacing dan belatung setiap kali melakukan adegan di liang lahat itu. Dia pernah harus masuk ke galian tanah, lengkap dengan kostum pocong.
"Aku harus dipocongin masuk ke dalam kuburan. Itu sulit banget karena tiba-tiba ada cacing, ada binatang di samping sementara aku tetap harus akting. Mana dingin banget.”
Belum lagi, sebagai hantu Kiki mesti berperan dengan mata melotot yang tak boleh berkedip. Itu pun harus diulang beberapa kali. Kiki juga terbiasa dengan asap pembakaran sampah yang kerap digunakan sebagai
special effect saat syuting agar suasana semakin mistis.
Dia juga rela bergelantungan, terbang dari satu pohon ke pohon lain tanpa standar pengamanan yang lengkap demi gambar hantu terbang atau melayang sungguhan. Masuk kolam renang pada pukul dua pagi pun dilakoni. Ia harus jadi setan keluar dari air.
Kiki bahkan tak menyangka di masa mudanya dia berani berperan sebagai hantu.
"Kalau dipikir-pikir gila ya waktu dulu masih muda, terlalu berani atau bego ya?" ujar Kiki seraya tertawa mengenang kenekatannya.
Namun, beratnya syuting itu belum seberapa dibandingkan dengan didatangi hantu sungguhan. Kiki mengaku dia sering diteror makhluk halus setiap kali memainkan tokoh hantu.
"Sering, aku tuh sering banget misalkan kayak ada yang ngikutin, ada yang duduk di belakang atau duduk di samping saat nyetir sendiri," tutur Kiki.
 Kiki Fatmala bersama Ozy Syahputra di Si Manis Jembatan Ancol. (Courtesy of Soraya Intercine Films) |
Makhluk astral itu bahkan pernah mengikuti Kiki dari lokasi syuting hingga ke rumahnya. Kiki yang panik hanya bisa berdoa agar hantu itu segera pergi. Beberapa yang usil, sampai ikut menganggu pemabantu dan tetangga Kiki. Percaya tidak percaya, itu terjadi.
"Aku percaya yang kayak gitu, tapi memang ada yang jahil dan ada yang enggak. Aku pernah waktu di mobil, seperti ada yang duduk di belakang. Pas aku lihat di spion itu kuntilanak. Yang jahil, ikut sampai rumah. Ganggu pembantuku, terus ada tetangga kesurupan," ucapnya.
Kiki pun punya cerita yang nyaris mustahil. Pernah ia pulang syuting dari Kebun Raya Bogor pukul 12.00 malam, tapi tak bisa keluar lantaran tersasar. Ia pun menangis sampai pagi.
“Sampai pagi muter-muter enggak bisa keluar. Tiap hari syuting disasar-sasarin sampai nangis. Aku tuh udah ngalamin deh yang macem-macem kayak gitu," kata Kiki.
Meski kerap dihantui, Kiki tak kapok berperan sebagai hantu. Dia menyebut masih mau memainkan sosok hantu jika bayarannya sesuai. “Aku aku orangnya cari uang. Aku bukan cari Piala Citra. Aku nomor satu uang, kalo honornya cocok aku main,” ujarnya.
Sejauh ini ia mengaku belum mendapat tawaran lagi untuk bermain film, meski genre horor tengah ‘panen’ di Indonesia. Kiki sendiri memilih menikmati hidup yang tak lagi harus terburu-buru dari satu lokasi syuting ke lokasi syuting lain. Ia berbahagia bersama anak dan suaminya di rumah sederhana di kawasan Pondok Indah. Sehari-hari ia banyak aerobik.
 Kiki Fatmala dan Ozy Syahputra di Si Manis Jembatan Ancol. (Courtesy of Soraya Intercine Films) |
Minggu (21/10) pun demikian. Kiki berbusana santai saat dikunjungi
CNNIndonesia.com di rumahnya. Celana dan kaus pendek. Rambutnya dikepang dan kepalanya dihiasi bandana. Kiki saat itu tak mau ‘diganggu’ lama-lama, karena sedang ada saudaranya main ke rumah.
Usai wawancara, Kiki segera pamit, “Mau antar berenang anak ke Hotel Crystal. Biasa, kan weekend biasanya pada main, pada berenang.” Kiki lebih memilih itu daripada sibuk syuting. Karakter legendaris Si Manis yang kini diproduksi ulang, jatuh ke tangan Dewi Persik.