Turki Larang Film dan Festival Berbau LGBT

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Senin, 20 Nov 2017 08:06 WIB
Melalui pengumuman pemerintah resmi, per 18 November 2017 Turki melarang kegiatan apa pun yang berkaitan dengan LGBT: film, teater, diskusi, wawancara, pameran.
Film dan kegiatan apa pun yang berkaitan dengan LGBT dilarang di Turki. (Ilustrasi/Thinkstock/Scaliger)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jangan harap bisa menonton film yang menampilkan adegan atau bertemakan LGBT di Ankara, Turki. Pemerintahannya baru saja melarang penayangan film berbau itu, Minggu (19/11).

Alasannya, film itu berisiko jika ditonton publik. Yang dilarang pun bukan hanya film.

“Mulai 18 November 2017, mengingat sensitifnya komunitas publik kita, kegiatan apa pun yang berkaitan dengan LGBT—film, teater, diskusi panel, wawancara, bahkan pameran—dilarang sampai ada pengumuman lebih lanjut di area kita, demi kedamaian dan keamanan.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Demikian pengumuman itu disampaikan kantor gubernur, seperti dilaporkan Reuters.

Disebutkan pula bahwa pameran bertema LGBT bisa menyebabkan kelompok-kelompok yang berbeda dipublik berkonflik, bahkan saling membenci. Akibatnya bisa lebih fatal lagi ke keamanan.

Sebelumnya, Ankara sudah pernah melarang festival film gay Jerman, yang seharusya diselenggarakan pekan lalu. Rabu (15/11) pemerintah secara resmi melarangnya. Pelarangan itu hanya selisih sehari sebelum festival film diselenggarakan pada Kamis (16/11).


Lagi-lagi pemerintah menggunakan alasan keamanan publik dan risiko adanya terorisme.

Istanbul juga seharusnya punya parade pendukung homoseksual, namun dua tahun terakhir penyelenggaraannya dilarang. Padahal sebenarnya, meskipun Turki termasuk negara Muslim, homoseksualitas tidak dianggap sebagai tindak kriminal. Hanya saja, belakangan banyak yang memanfaatkan kesempatan itu sebagai cara untuk menebar kebencian secara luas.

Tindakan pelarangan itu membuat aktivitas sayap kanan dan sekutu Turki semakin perhatian terhadap riwayat negara itu soal kebebasan sipil di bawah Presiden Tayyip Erdogan yang diusung oleh partai berakar Islam. Kebebasan sipil di Turki adalah isu khusus bagi Barat.


Apalagi sejak ada percobaan kudeta oleh militer di Turki pada Juli 2016.

Sejak itu, lebih dari 50 ribu orang telah dipenjara karena dikaitkan dengan upaya kudeta. Lebih dari itu, sekitar 150 ribu orang dipecat dari pekerjaan mereka karena alasan sama.

Kelompok pejuang hak asasi manusia dan sekutu barat Turki khawatir Erdogan menggunakan kudeta sebagai alasan untuk menggagalkan lawannya. Namun belum ada tindakan lebih jauh. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER