Jakarta, CNN Indonesia -- Norwegia selama ini dikenal sebagai negara penjunjung kesetaraan gender. Namun menurut laporan media lokal pada Kamis (23/11), ribuan pekerja seni di sana melaporkan pelecehan seksual yang pernah mereka alami.
“Rasa malu dan bersalah harus ditempatkan di mana ia semestinya berada: di antara mereka yang melecehkan dan mereka yang melindunginya,” demikian tertulis dalam petisi yang ditandatangani oleh 295 penyanyi perempuan.
Petisi itu sendiri, seperti dikutip AFP, ditayangkan di Aftenposten.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tulisan yang berbeda, 706 musisi perempuan menyebutkan bahwa “tidak ada alasan untuk percaya bahwa komunitas musik di sini lebih baik, bahkan di negara dengan gender paling setara di dunia sekali pun.”
Predikat itu disandang oleh Norwegia sejak ia ditetapkan sebagai negara kedua dengan gender paling setara pada 2017 oleh laporan Forum Ekonomi Dunia. Perempuan dan lelaki punya hak yang sama dalam pekerjaan, politik dan lingkungan bisnis.
Di posisi pertama ada Islandia, Finlandia di peringkat ketiga dan disusul Swedia di tempat kelima. Namun itu tak berarti pelecehan seksual pun tak terjadi di sana.
Selebriti-selebriti di Norwegia bersuara memprotes pelecehan seksual setelah apa yang terjadi di Hollywood. Isu itu memang marak karena ratusan perempuan melaporkan bahwa mereka dilecehkan secara seksual oleh produser besar Harvey Weinstein.
Weinstein melecehkan lebih dari 100 perempuan selama lebih dari dua dekade. Beberapa di antaranya selebriti besar, termasuk Angelina Jolie dan Gwyneth Paltrow.
Di Norwegia beberapa selebriti yang mengaku juga mengalami hal yang sama ada yang memutuskan melapor sebagai anonim. Seorang musisi misalnya, menulis “di Oslo daya korban penyerangan oleh seseorang yang saya sukai.”
“Saya pikir, seperti yang lain, ini sesuatu yang biasa, bahwa ini bukan hal yang layak untuk ditanggapi,” ujarnya melanjutkan.
Penyanyi lain mengatakan dirinya sering dikomentari secara tidak pantas tentang seksualitasnya. “Saya mendapat pesan teks yang tak terhitung jumlahnya dari rekan kerja yang menulis tentang penampilan saya, bukan tentang karya yang saya lakukan,” akunya.
Total, hampir 2.000 jumlah musisi perempuan yang mengakui itu. Namun sejauh ini belum ada respons atau tindak lanjut yang menanggapi suara mereka.
(rsa)