Bondan Winarno 'Maknyus' Simpan Sakit sejak 2005

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Rabu, 29 Nov 2017 11:50 WIB
Bondan Winarno meninggal pada Rabu (29/11) setelah bertahun-tahun sakit, meski rekan-rekannya tetap melihat sang penggagas 'mak nyus' bugar.
Bondan Winarno tak terlihat sakit, padahal ia sudah memendam itu sejak 2005. (Screenshot via instagram (@maknyusbw))
Jakarta, CNN Indonesia -- Pegiat kuliner Bondan Winarno meninggal dunia pada Rabu (29/11) pukul 09.05 WIB di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Presenter Wisata Kuliner yang terkenal dengan slogan ‘pokoke maknyus’ itu dikabarkan meninggal karena sakit.

Bondan ternyata sudah dirawat di rumah sakit sejak beberapa bulan terakhir. Ia bahkan disebut sudah sakit sejak 2005 lalu. Di tahun itu, ia masih aktif memandu acara menjajal makanan, Wisata Kuliner yang tayang di Trans TV.

Dalam sebuah tulisan di komunitas Facebook Jalansutra, Bondan pernah mengungkap penyakit yang dideritanya. "Mohon maaf bila selama beberapa hari ini saya menyembunyikan sebuah rahasia besar dari Anda semua. Saya ceritakan sejak latar belakangnya," tulis Bondan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam ceritanya Bondan mengatakan, dia merasakan ujung-ujung jari tangan kanannya ba’al alias kesemutan pada 2005 saat dirinya sedang terbang dari Singapura menuju Jakarta.

Begitu tiba di Jakarta, dia meminta saran dari dokter dan dianjurkan menuju rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan MRI. Bondan memeriksa di RS Premier Bintaro.

Hasil pemeriksaan itu memperkirakan Bondan mengalami penyumbatan arteri jantung dan harus menjalani kateterisasi. Namun di sisi lain, neurologis di rumah sakit yang sama juga mengatakan bahwa Bondan sama sema sekali tak menderita penyakit jantung.


Bondan pun mencari opini kedua dengan memeriksakan diri ke RS Pondok Indah.

"Kesimpulan sama: kardiologis bilang harus kateterisasi segera. Neurologis RSPI juga bilang: bukan masalah jantung," tulis Bondan.

Dalam situasi bimbang itu, Bondan memuntuskan tidak akan menjalani kateterisasi.

Ia pun hanya minum Plavix, pil pengencer darah untuk menghindari penyumbatan arteri. Setahun setelah rutin meminum pil itu, Bondan justru nyaris pingsan di rumah Yohan Handoyo. Itu setelah dia minum anggur dan makan steak masakan Adi Taroe.


Bondan dilarikan ke RS Azra. Dokter yang berpengalaman mendiagnosis tekanan darahnya terlalu rendah karena darah terlalu encer.

Setelah peristiwa itu, Bondan rutin memeriksa penyakitnya ke HSC Kuala Lumpur, Malaysia setiap tahun. Dari hasil MSCT, Bondan ternyata tak mengidap penyakit jantung.

Pada April 2015, ditemukan dilatasi alias penggembungan pada aorta Bondan pada tahap awal. Dalam istilah medis penyakit ini disebut aorta aneurysm. Jika dilakukan pembedahan dan mengundang dokter bedah dari Jepang, biayanya bisa sampai Rp600-700 juta.


Pada April 2016, Bondan kembali membuat janji di Kuala Lumpur. Namun hasilnya tak memuaskan. April 2017, Bondan lebih banyak berkonsultasi dengan ahli aneurysm. Sampai pada Juli 2017, dokter menemukan bahwa katup aorta Bondan Bocor.

Di RS Harapan Kita, dokter juga menemukan kelainan lain yang mesti ditangani. Bondan kemudian melakukan operasi. "Ini adalah pembedahan paling berat, rumit, dan sulit, berlangsung 5-6 jam," tulis Bondan.

Pada 27 September pagi, bondan menjalani dua operasi sekaligus: penggantian katup aorta dan penggantian aorta yang nengalami dilatasi. Operasi yang berlangsung selama lima jam itu dinyatakan berhasil.


Namun ternyata, setelah operasi Bondan mengalami kejang-kejang dalam tidur yang berarti denyut jantungnya tidak beraturan alias aritmia. Setelah 72 jam kondisi Bondan tak membaik. Baru beberapa saat setelah itu kondisinya menunjukkan perbaikan.

"Miracle happens. Selasa malam, ketika perawat sedang mempersiapkan saya untuk didorong ke kamar operasi, tiba-tiba denyut nadi saya berirama kembali. Operasi dibatalkan. Saya lega setengah mati," kata Bondan.

Sejak saat, Bondan menjalani pemulihan. Kondisinya kerap naik turun hingga mengembuskan napas terakhir pada Rabu (29/11).


Padahal di mata rekan-rekannya, Bondan tak terlihat sakit. Sisca Soewitomo yang juga koki kebanggaan Indonesia saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Rabu (29/11) menyebutkan, ia terakhir bertemu Bondan sekitar setahun lalu, di Ubud Food Festival.

"Makanya saya juga kaget [mendengar kabar meninggalnya Bondan], karena kelihatannya biasa saja, sehat-sehat saja," tuturnya. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER