Jakarta, CNN Indonesia -- Penyelenggaraan Grammy Awards ke-60 yang rampung dilaksanakan Minggu (28/1) sudah menetapkan Bruno Mars sebagai jawara umum tahun ini. Kini, penyelenggara menjawab serangkaian tudingan bahwa ajang tahun ini mendiskriminasi musisi wanita.
Tudingan tersebut muncul usai sejumlah pihak mengemukakan bahwa acara Grammy tahun ini minim akan keterlibatan perempuan, mulai dari nomine hingga pengisi acara.
Dari aspek nominasi, Lorde menjadi satu-satunya musisi wanita yang masuk dalam kategori
Album of the Year, penghargaan tertinggi di ajang ini, melalui karyanya,
Melodrama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterwakilan perempuan yang terbatas dianggap semakin terasa ketika musisi Selandia Baru itu juga tak dipilih oleh penyelenggara sebagai pengisi acara yang dilangsungkan di Madison Square tersebut.
Pun, para anggota Recording Academy yang menentukan pemenang para Grammy menjatuhkan pilihan kepada Bruno Mars dan Kendrick Lamar sebagai musisi yang meraih piala gramofon emas terbanyak malam tadi.
Berbicara usai acara, presiden Recording Academy Neil Portnow dan produser eksekutif Grammy Awards Ken Ehrlich menjawab tudingan tersebut ketika dihadang awak media.
[Gambas:Youtube]"Pertunjukan ini selalu soal pilihan, dan kami tahu kami memiliki porsi [penampil] dan porsi tersebut selalu penuh," kata Ehrlich.
"Dia [Lorde] memiliki album yang bagus,
Album of the Year adalah sebuah penghargaan yang besar, namun tidak mungkin kami memuaskan semua orang. Kadang orang merasa sedih karenanya, namun di sisi lain, kami melakukan sebaik mungkin untuk memastikan adanya acara yang mewakili dan seimbang," lanjutnya.
Sebelumnya, disebut Lorde menolak penawaran tampil sebagai pengisi acara sebagai bagian dari grup penghormatan untuk Tom Petty dengan membawakan lagu Petty,
American Girl.
Di sisi lain, ibu Lorde yang juga penyair Selandia Baru Sonja Yelich mengunggah sebuah kliping dari artikel
New York Times yang menyoroti ketimpangan komposisi gender dalam acara Grammy Awards.
Dalam artikel yang disoroti oleh Yelich, sebuah temuan menyebutkan dari 899 orang yang menjadi nomine dalam enam Grammy Awards terakhir, komposisi perempuan hanya sembilan persen atau sekitar 81 orang.
Diberitakan
Billboard, Portnow juga menjawab temuan tersebut dan mengklaim bahwa masing-masing tahun memiliki keunikan dan keunggulannya sendiri.
[Gambas:Video CNN]"Kami memiliki kekayaannya masing-masing setiap tahunnya, dan sulit untuk memiliki sebuah acara yang seimbang dan semua orang terlibat," kata Portnow.
"Setiap tahun itu berbeda, kami tidak dapat memiliki semua penampilan dari seluruh nomine, kami memiliki lebih dari 80 kategori. Sehingga kami harus sadar kami harus menciptakan sesuatu yang memiliki keseimbangan, dan sebagainya. Dan apa yang kalian lihat adalah penilaian terbaik atas proses yang kami lakukan." lanjutnya.
(end)